Berita

Ahli: Anak Down Syndrome Berbakat di Bidang Seni – Difabel Tempo.co

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini
atau Masuk melalui
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
atau Daftar melalui
Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Pencarian Terpopuler
Reporter

Editor
Rini Kustiani
Sabtu, 11 Mei 2019 14:59 WIB
Bagikan
TEMPO.CO, Yogyakarta – Dokter spesialis patologi anatomi, Oei Hong Djien mengatakan anak-anak dengan down syndrome mempunyai kecenderungan terampil di bidang seni karena mempunyai emosi yang kuat. Pendapat ini diamini oleh para orang tua anak berkebutuhan khusus. Mereka menyatakan anak-anaknya yang mengalami down syndrome lebih mudah mencerna aktivitas seni dan mampu mengekspresikan diri melalui karya.
Baca: Yang Dilakukan Jika Bayi dalam Kandungan Terdeteksi Down Syndrome
Baca Juga:
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat
“Emosi terkait rasa. Emosinya anak-anak down syndrome ini hebat sehingga karya-karya unik,” kata Oei Hong Djien yang juga kurator dan kolektor lukisan asal Magelang, Jawa Tengah. Pernyataan itu disampaikan Oei Hong Djien saat membuka pameran tunggal sketsa karya anak down syndrome, Putri Pertiwi bertajuk ‘Titik Balik’ di Bentara Budaya Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Putri Pertiwi memamerkan 90 lukisan yang dia buat dalam tempo 2 tahun. “Kalau orang awam melihat gambarnya, tidak bisa membedakan itu buatan anak down syndrome atau bukan,” kata Oei Hong Djien. Anak down syndrome, menurut dia, biasanya menghasilkan lukisan yang terkesan beraliran abstrak saat awal menggambar. Itu terjadi lantaran saraf motoriknya lemah. Jika terus berlatih, tentu dapat menghasilkan lukisan yang bagus dengan warna-warna yang menarik pula.
Artikel terkait: Putri Pertiwi, Down Syndrome Pameran Tunggal Seni Sketsa
Baca Juga:
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember
Karya-karya yang ditampilkan anak-anak down syndrome, menurut Oei Hong Djien, bisa membuka mata dan cakrawala masyarakat bahwa keterbatasan intelektual tidak membuat mereka tak berprestasi. Bahkan anak-anak down syndrome bebas mengekspresikan karya seninya tanpa terpengaruh penilaian baik atau buruk dari orang lain.
Kondisi ini, Oei Hong Djien melanjutkan, berbeda dengan anak-anak yang mudah besar hati ketika disanjung dan gampang jatuh ketika mendapat komentar negatif. “Semua bisa dicapai asalkan ada kemauan. Juga dibantu dan didukung orang-orang sekitarnya,” kata Oei Hong Djien.
Sejumlah anak down syndrome membuktikan diri mampu menampilkan karya-karya seninya. Ada Putri Pertiwi, 27 tahun, dari Yogyakarta yang menggambar sketsa; Kidung Saliro Ayu, 3,5 tahun dari Bantul yang sudah mampu membuat lukisan motif lingkaran; juga ada Imansyah Aditya Fitri, 16 tahun asal Payakumbuh, Sumatra Barat, yang piawai bermain drum.
Ibunda Kidung Saliro Ayu, Evi mengatakan putrinya mulai menggambar dengan membuat titik-titik dari krayon pada kertas. Terkadang Kidung juga membuat titik-titik dengan ujung jari yang dicelupkan ke dalam cat warna.
Sekarang Evi mengarahkan Kidung untuk membuat pola lingkaran pada kain. Pola itu kemudian diisi dengan aneka biji-bijian yang ditempel. “Saya buatkan motifnya dan Kidung yang menabur biji pada kain lalu ditekan,” kata Evi.
Biji-bijian, menurut Evi, bagus untuk melatih saraf motorik Kidung yang lemah. Kidung bisa merasakan biji-bijian yang kasar, berbentuk bulat, maupun lonjong. Biji-bijian yang ditempel antara lain kacang hijau, kacang hitam, sagu mutiara yang diberi warna sesuai keinginan Kidung.
Setiap pagi Kidung melakukan terapi dengan memasukkan tangannya ke dalam timbunan biji-biji kacang hijau. Lalu jemarinya meremas bulir-bulirnya.
Baca juga: Tips Bangkitkan Semangat Anak Down Syndrome dari Para Ibu
Sejak bergabung dengan Komunitas Perspektif yang melatih seni anak-anak berkebutuhan khusus, Evi mengetahui pola menggambar yang diajarkan kepada anak-anak istimewa itu mulanya adalah membuat titik, lingkaran, garis, kemudian aneka pola yang sudah membentuk objek tertentu. “Karena pola menggambar anak-anak down syndrome awalnya tak berbentuk,” kata Evi.
Berita Selanjutnya
Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun
17 jam lalu
Tempo Channel
Dapatkan kabar pilihan editor dan breaking news di Tempo.co WhatsApp Channel.
Artikel Terkait
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat
3 hari lalu
Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.
Cerita Penyandang Disabilitas Mengikuti UTBK SNBT 2024 di Universitas Jember
4 hari lalu
Universitas Jember memastikan peserta berkebutuhan khusus dalam UTBK SNBT 2024 bisa mengikuti ujian dengan baik.
Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI
5 hari lalu
Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel
5 hari lalu
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.
Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa
5 hari lalu
Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.
37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini
6 hari lalu
Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat
Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas
7 hari lalu
Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024
Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari
9 hari lalu
Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk ‘Run for Equality’.
Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy
12 hari lalu
Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.
Disney Ubah Layanan untuk Penyandang Disabilitas di Disneyland dan Walt Disney World
15 hari lalu
Perubahan layanan itu mengundang reaksi dari penggemar Disney dan pengguna layanan sebelumnya
Terpopuler di Difabel
Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun
17 jam lalu
Terkini di Difabel
Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun
17 jam lalu
Program Kemendikbudristek Pendidikan Inklusif Diterapkan dalam Sistem Pembelajaran, Begini Alasannya
37 hari lalu
Kemendikbudristek Luncurkan Program Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif, Ini Artinya
38 hari lalu
Tak Hanya Ukur Tekanan Mata, Cegah Glaukoma Penyebab Kedisabilitasan Bisa Dideteksi
49 hari lalu
Pemilu 2024, Banyak Difabel Tak Dapat Mengakses TPS dan Kertas Suara Dibatasi
16 Februari 2024
Isu Disabilitas Mulai Ngetren di Media Inggris, Begini Komentar Ahli
8 Februari 2024
Penghargaan Buku Anak Amerika 2024 Didominasi Cerita Disabilitas, Simak Manfaatnya
1 Februari 2024
Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi
29 Januari 2024
Begini Dampak Buruk Stigma Terhadap Seksualitas dan Reproduksi Disabilitas
26 Januari 2024
Baznas Latih 1.020 Pengajar Al-Qur’an dengan Bahasa Isyarat
26 Januari 2024
Simak berita harian lebih mendalam di Majalah Tempo Digital.
LAPORAN UTAMA
LAPORAN NASIONAL
Informasi
Trustworthy News
Jaringan Media
Media Sosial
Unduh Aplikasi Tempo

source

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button