PrestasiTelkom UniversityUniversitas di Bandung

Ini Solusi di Masa Pandemi Covid-19 bagi para Pelaku Industri Kreatif, Kata Pegiat Seni di Jabar – Tribun Jabar

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana 
 
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Belum berakhirnya masa pandemi Covid-19 hingga saat ini, selain telah berdampak pada terganggunya sejumlah sektor penting kehidupan seperti, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, tetapi juga telah turut berimbas pada sektor industri kreatif
Keterbatasan ruang dan waktu, serta kesempatan dalam menuangkan ide gagasan dari kreativitas menjadi sebuah karya seni, merupakan kondisi sulit yang terpaksa harus dihadapi oleh para pelaku karya seni. 
Akademisi dan praktisi Seni Kriya, Jhon Martono atau akrab di sapa Captain Jhon mengatakan, kemampuan beradaptasi menjadi poin utama yang harus dimiliki oleh setiap orang dimasa sulit dari pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Baca juga: DPRD Kota Bandung Dorong Pemkot Berdayakan Ekonomi Kreatif, Solusi Bangkitkan Ekonomi Masyarakat
Baca juga: Fakta-fakta Syarifah Najwa Shihab, Putri ke-4 Habib Rizieq yang akan Menikah dengan Irfan Alaydrus
Sehingga, hal itu harus pula di miliki oleh seorang kreator, yang harus tetap mampu menjaga ritme keinginan dan produktivitas untuk terus berkarya atau menghasilkan sebuah karya.
“Saya kira, kondisi pandemik ini jangan dijadikan sebuah alasan untuk kita tidak mampu beraktivitas atau berkarya seperti sebelumnya. Melainkan justru harus menjadi sebuah tantangan baru yang mau tidak mau harus di hadapi dan membuktikan diri bahwa kita tidak menyerah dari situasi ini, yang dibuktikan dengan terwujudnya sebuah karya baru hasil ekspresi yang kita rasakan dan kita temukan dari setiap hal baru,” ujarnya 
secara virtual dalam kegiatan creative talks sesi ketiga Swastamita 2020 Telkom University dengan judul “Kondisi Industri Kriya dan Fashion dalam Adaptasi Kebiasaan Baru”, Selasa (10/11/2020).
Captain Jhon pun mengaku, untuk mensiasati keterbatasan akibat pandemik Covid-19, dirinya membentuk sebuah program rencana rutinitas kegiatan yang akan Ia lakukan secara harian, mingguan, hingga bulanan.
Dengan cara tersebut, dirinya mampu menggali potensinya jauh lebih banyak dari sebelum adanya pandemi Covid-19.
“Coba misalnya kita enggak punya program, kita akan terjebak dalam sebuah kebingungan terkait apa yang akan di lakukan, yang pada akhirnya waktu kita terbuang percuma tanpa bisa melakukan sesuatu yang seharusnya dapat bermanfaat, salah satunya menghasilkan sebuah karya yang dapat dinikmati baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain,” ucapnya.
Hal senada pun dikatakan oleh Direktur Eksekutif KREASI Jawa Barat, Harry Anugrah Mawardi. Menurutnya, dampak situasi pandemi ini menyebabkan semua aktivitas terjeda sementara, dan bukan berarti selamanya. Sehingga beradaptasi dengan rutinitas baru menjadi sebuah hal yang sangat dibutuhkan, terutama bagi seorang seniman atau kreator yang dituntut untuk dapat menghasilkan sebuah karya yang belum diciptakan oleh orang lain sebelumnya.
“Membuat sebuah program perencanaan untuk melakukan rutinitas baru, menjadi solusi yang dibutuhkan oleh semua orang, termasuk seniman di tengah keterbatasan di masa pandemi. Karena dengan kita melakukan aktivitas baru dan menemukan hal-hal baru, dapat merangsang kinerja otak kita untuk dapat menuangkan ide gagasan itu kedalam pembentukan sebuah karya yang baru,” ujarnya dalam kegiatan yang sama
Ia pun menambahkan, dalam pandangan sebagian pihak, penggunaan media sosial membuat seseorang menjadi tidak produktif dalam berkarya maupun beraktivitas, akan tetapi, dengan memahami atau menangkap setiap isu yang berkembang secara bijak justru akan memperkaya pengetahuan dan menciptakan sebuah ide gagasan solutif yang dapat dituangkan dalam sebuah karya seni.
“Jadi ketika kita menangkap sebuah isu yang sedang berkembang, jangan kita berdiam diri saja, tapi coba libatkan diri kita untuk ikut merespon dengan cara-cara yang positif dengan ide gagasan solutif yang diwujudkan dalam sebuah karya. Maka, sejak saat ini mari kita tinggalkan aktivitas kaum rebahan, karena pangkal dari terus menerus rebahan, selain akan mengakibatkan timbulnya asam urat atau asam lambung dan tanpa menghasilkan apa-apa,” katanya.
Kegiatan creative talks sesi ketiga Swastamita 2020 Telkom University dengan judul “Kondisi Industri Kriya dan Fashion dalam Adaptasi Kebiasaan Baru” ini pun sekaligus menutup rangkaian kegiatan dari  pameran kriya, tekstil, fashion show, dan workshop yang digelar oleh para mahasiswa dan alumni dari Program Studi Sarjana Kriya, Tekstil, dan Mode pada Fakultas Industri Kreatif Telkom University (Tel-U) bertajuk Swastamita 2020 : Past & Beyond yang digelar secara virtual sejak 13 Oktober 2020 lalu. (Cipta Permana).

source

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button