Penelitian & Pengabdian MasyarakatTelkom University

Pilih Kembali ke Tanah Air, Dosen Muda ITS Ingin Majukan Negeri – KOMPAS.com

Pilih Kembali ke Tanah Air, Dosen Muda ITS Ingin Majukan Negeri
Penulis

KOMPAS.com – Salah satu alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini tak ingin berlama-lama di luar negeri. Meski sudah memiliki profesi menjanjikan, tetapi pria yang satu ini memilih untuk kembali ke tanah air.
Dia adalah Mahardhika Pratama, ST, M.Sc., PhD., dosen baru Departemen Teknik Elektro Otomasi (DTEO) ITS memilih untuk kembali ke Indonesia dan mewujudkan cita-citanya, yakni memajukan negeri.
Menurut Dhika, ada banyak rekan ilmuwan berkewarganegaraan Indonesia enggan pulang ke Indonesia. Alasannya karena sistem di Indonesia belum terintegrasi dengan sistem pendidikan luar negeri.
Baca juga: Kuliah Perdana Mahasiswa FKOR UNS Hadirkan Indra Sjafri, Ini Pesannya
Tak hanya itu saja, WNI yang memulai karir sebagai akademisi di luar negeri dan sudah menjadi guru besar di sana, tidak bisa secara langsung disesuaikan menjadi profesor di Indonesia.
“Alias harus memulai dari nol jika kembali ke sini,” ujarnya seperti dikutip dari laman ITS, Kamis (1/10/2020).
Sebelum kembali ke tanah air, Dhika memiliki pengalaman menjadi pengajar di University of Technology Sydney (UTS) dan di Nanyang Technological University (NTU).
Walaupun sudah memiliki profesi yang menjanjikan, pria yang merampungkan pendidikan doktoralnya pada usia 26 tahun ini memilih untuk mengajar di ITS.
“Karena saya adalah lulusan ITS, saya ingin kembali untuk mengabdikan diri dengan bergabung melalui jalur rekrutmen dosen khusus,” katanya. Hingga akhirnya dia bergabung dengan ITS pada Agustus 2020.
Ternyata, dia memiliki alasan tersendiri yakni menyangkut tujuan hidupnya. Sebagai manusia, tujuan utamanya adalah memberikan manfaat bagi sesama.
Jika dikaitkan dengan bidang yang ia tekuni, yang dalam hal ini adalah akademik, Dhika ingin menghasilkan karya yang bermanfaat dan membagikan ilmunya kepada orang lain.
“Pada akhirnya, hidup adalah tentang apa yang kita cari, dengan pulang ke Indonesia, saya merasa bisa bermanfaat bagi lebih banyak orang,” terangnya.
Namun untuk mencapai tujuan itu, penting bagi manusia menetapkan tujuan dan merencanakan langkah-langkah yang akan diambil.
Tentu hal ini berfungsi untuk mengetahui kemana seseorang akan melangkah dan bagaimana cara merealisasikan tujuannya tersebut.
“Hal yang perlu diingat dalam menyusun rencana ke depan adalah kita perlu juga memikirkan skenario terburuk agar dapat fleksibel menghadapi masalah,” tegasnya.
Asisten profesor di NTU ini menegaskan bahwa sebagai manusia tidak boleh takut mencoba. Menurutnya, rasa enggan memulai sesuatu karena ketakutan akan risiko justru menghambat pengembangan kemampuan diri.
“Padahal tanpa memulai dan tanpa kegagalan, tidak akan ada proses evaluasi diri sehingga diri kita tidak akan berkembang,” pesannya.
Dia juga mengatakan bahwa penting menetapkan standar bagi diri sendiri. Dengan adanya standar, seseorang akan memiliki acuan target minimal yang jelas, sehingga akan terbiasa memikirkan cara untuk mencapai standar itu.
Baca juga: Akademisi IPB Riset Batang Nyirih Untuk Kecantikan dan Awet Muda
“Standar itu bisa kuantitas dan kualitas. Kalau saya, dulu selalu menarget minimal membuat enam jurnal dan menghadiri paling tidak dua atau tiga konferensi ilmiah setiap tahun,” katanya lagi.

Copyright 2008 – 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

source

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button