1001 Manfaat Kampus Merdeka – TIMES Indonesia
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, menghadirkan terobosan baru mengenai sistem pembelajaran di Indonesia yaitu Merdeka Belajar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, mahasiswa dapat melakukan pembelajaran seperti kuliah, magang, penelitian dan pengabdian masyarakat di dalam program studi maupun di luar program studi melalui Kampus Merdeka. Kampus merdeka merupakan episode dua dari Merdeka Belajar. Kegiatan ini juga didukung dengan visi Presiden Joko Widodo mengenai peningkatan SDM di Indonesia.
Seperti dengan sebutan namanya, merdeka, yang bertujuan mahasiswa dapat secara bebas atau tidak terikat dalam proses belajarnya. Mahasiswa sudah memasuki fase menuju dewasa memiliki pemikiran yang cukup matang dan dapat menentukan pilihan masing-masing. Selain itu, mahasiswa juga ada kalanya memiliki pemikiran out of the box yang sangat dibutuhkan untuk perubahan indonesia sehingga mahasiswa berperan sebagai agent of change.
Jika ditelusuri banyak sekali keuntungan yang ditawarkan dalam mengikuti program Kampus Merdeka. Dari banyak keuntungan tersebut, terdapat beberapa hal yang tanpa disadari ternyata membawa keuntungan dan manfaat kepada diri kita sendiri maupun orang lain.
Pertama, pentingnya self exploration untuk mengetahui jati diri. Di sinilah mahasiswa dapat menemukan dan memilih minat, bakat, dan keterampilan sesuai dengan keinginannya. Bukan berarti jurusan saat ini merupakan pilihan yang tepat. Bukan berarti juga pilihan tepat itu sudah nyaman. Dengan adanya salah satu program kampus merdeka yaitu dapat melakukan pembelajaran di dalam maupun di luar program studi di kampus lain sehingga dapat merasakan pengalaman baru dari segi materi, suasana, dan cara pembelajarannya.
Kedua, mendapatkan rekan atau teman baru. Belajar bisa dimana saja begitu juga dengan mendapatkan teman. Manusia selalu bergantungan satu sama lain sehingga hidup tidak bisa seorang diri saja. Kita membutuhkan seorang partner atau teman atau rekan dalam mendukung kita dalam sehari-hari.
Bahkan, kita harus bertemu banyak orang untuk menambah relasi. Dengan adanya keselarasan ide-ide yang kreatif dan inovatif yang digabung menjadi satu menciptakan inovasi baru. Hasil dari itu dapat menjadi sebuah kolaborasi. Dengan demikian, menambah relasi, menciptakan inovasi, dan menjadi kolaborasi sangat penting bagi mahasiswa sendiri.
Ketiga, kita belajar lebih untuk bersyukur kepada sesuatu yang sudah kita dapatkan sebelumnya. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih peduli dan sadar ke masyarakat yang membutuhkan ide-ide mahasiswa untuk mengembangkan daerah tersebut. Mahasiswa memiliki dasar pengetahuan sedangkan daerah tersebut memiliki dasar fisiknya. Disini, tanpa disadari keduanya mendapatkan keuntungan dan kemanfaatan, mahasiswa dapat mengimplementasi pengetahuannya dengan terjun langsung ke lapangan.
Keempat, proses belajar menjadi efektif dan efisien. Tiap orang memiliki kesibukan sendiri yang terkadang mereka harus bisa memanajemen waktunya dengan baik. Adanya hak yang diberikan dalam program Kampus Merdeka ini adalah pengambilan mata kuliah di luar program studi yang dapat dikonversikan menjadi SKS. Hal ini bisa membuat waktu belajar mahasiswa menjadi lebih efektif. Proses pembelajaran juga bisa menjadi lebih mandiri dengan adanya konsep self-regulated learning.
Maksud dan tujuan program Kampus Merdeka tidaklah buruk. Terdapat hal-hal kecil yang bermanfaat diterima baik buat diri sendiri maupun orang lain. Kuliah jangan cuma untuk berpikir cepat lulus atau hanya mencari gelar saja. Perbanyaklah pengalaman karena belajar tidak hanya mencari nilai. Oleh karena itu, ilmu yang didapatkan dapat diterima, dipraktekan langsung, dan dikembangkan menjadi hal-hal yang bermanfaat untuk banyak orang. Kalau, bukan tangan mahasiswa yang membantunya, siapa lagi?
***
*) Oleh: Zelva Salsabila, Mahasiswa Digital PR Universitas Telkom.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
***
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Selengkapnya
Copyright 2014-2023 TIMES Indonesia. All Rights Reserved.
Page rendered in 1.4217 seconds.
Running in Unknown Platform ā¤ļø TIAC