Apliasi KosanQ Permudah Mahasiswa Mencari Tempat Indekos, Inovasi yang Lahir di Program Work in Tech – Tribun Jabar
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Kegiatan Work in Tech yang digelar di Kota Bandung telah menghasilkan sejumlah karya inovatif dari para kaum milenial.
Salah satu inovasi yang dilahirkan adalah berupa aplikasi pencari kosan bernama KosanQ. Â
Aplikasi KosanQ berguna untuk menjembatani mahasiswa yang mencari kos, sehingga aplikasi ini segmentasinya adalah mahasiswa.
Chief Operating Officer (COO) KosanQ, Novia Permata Atmadja menjelaskan bahwa kebutuhan mahasiswa dengan indekos atau kostan akan sangat berguna terutama memasuki tahun kedua. Â
“Biasanya kan ada mahasiswa tingkat pertama yang diharuskan untuk masuk asrama. Lalu, setelah tahun pertama mereka harus keluar dan mencari kost. Biasanya, kalau mencari kost itu suka enggak teratur karena ada kost yang campur dengan yang berkeluarga. Jadi, kami buat KosanQ sebagai aplikasi yang terafiliasi dengan kampus,” kata Novia, Selasa (18/7/2023).
KosanQ ini, kata Novia, menjembatani kampus, orangtua, dan mahasiswa untuk mencari kosan terbaik dekat kampus. Saat ini, kata Novia, baru ada satu universitas yang terkoneksi, yakni Telkom University (Tel-U).
“(Kampus) Tel-U ini kan tahun pertama memang mahasiswa diharuskan masuk asrama dahulu. Lalu, tahun berikutnya harus kost dan kemungkinan mereka kost di sekitar kampus namun tak teratur karena bisa masuk ke kost campur dan lainnya. Untuk menghindari berbagai hal, utamanya keinginan keluarga yang biasanya khawatir sehingga dipaksa pulang, maka kami sediakan kostan terpercaya,” ujarnya.
Ketika disinggung bagi pemilik kost yang ingin bergabung dengan KosanQ ini, kata Novia, ada proses atau mekanismenya, semisal mereka datang ke pihak kost untuk melihat kostannya atau pihak mereka yang datang ke sekitar sana untuk mengajak berafiliasi sama seperti platform lainnya.
Sedangkan Muhammad Wildan Syaifullah, selaku CEO KosanQ, menyebutkan bahwa hampir tidak ada kesulitan yang ditemui dalam aplikasi ini.
“Kunci kesuksesan kami adalah dari partnership serta waktu untuk bekerjasamanya yang panjang antara tiga sampai enam bulan awal. Sebab kami lebih fokuskan database kostan sambil membangun aplikasinya. Jadi, kemungkinan enam bulan awal baru persiapan setelah itu baru bisa menggunakan aplikasi,” katanya.Â
Sementara itu acara Work in Tech yang digelar di Bandung diikuti sebanyak 7.000 pemuda di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kegiatan diinisiasi Yayasan Plan International Indonesia bekerjasama dengan INCO academy dalam mempersiapkan diri mereka berkarir di industri teknologi.Â
Sekretaris Disnakertrans Jabar, Sudianti, mengaku terkejut dan terkesan atas hasil dari program ini.
“Kami berharap kegiatan kolaboratif ini bisa terus terjalin bersama Yayasan Plan International Indonesia juga stakeholder lain yang bisa meningkatkan kualitas SDM di Jabar,” katanya.
Di tempat yang sama, Program Manager Yayasan Plan Internasional Indonesia, Benedicius Wahyu Sadewo, menambahkan bahwa program Work in Tech ini mengajak kaum muda IT dan digital, utamanya IT Support di dua provinsi, yakni Jabar dan Jatim untuk mengeluarkan inovasi-inovasinya.
“Tindaklanjut kegiatan ini ada beberapa hasil karya mereka di buy in atau buy in oleh pihak lain. Tadi juga kami berdiskusi bersama kementerian terkait dan pemprov Jabar untuk memanfaatkan inovasi-inovasi ini sebaik mungkin,” katanya.(*)
Â