Demisioner BEM Tel-U: Partai Mahasiswa Bisa Bikin Rakyat Bingung – detikJabar
Kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia menyita perhatian publik belakangan ini. Demisioner BEM Telkom University (Tel-U) Naufal Syihab menyebut, pembentukan Partai Mahasiswa tak berkonsolidasi dengan elemen mahasiswa, termasuk dengan BEM Tel-U.
“Cuman yang jelas hari ini gerakan mahasiswa tidak membawa kepentingan apapun selain kepentingan rakyat, dengan kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia baru-baru ini justru berpotensi bisa mencederai bahwasanya timbul asumsi mengganggu kepentingan rakyat, apalagi kita lihat saudara Eko (ketua umum) ini kerap kali bertemu dengan pihak pemerintah, kemarin juga dengan Wiranto, jadi wajar jika timbul narasi yang buruk dari beberapa pihak,” ujar Naufal saat dihubungi, Selasa (26/4/2022).
Ia menyebut, kehadiran Partai Mahasiswa bisa membuat publik bingung. Bahkan bukan tak mungkin, publik bakal menilai ada perpecahan dalam pergerakan mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
‘Adanya Partai Mahasiswa Indonesia ini, mengindikasikan ada kepentingan lain dan saya menyayangkan identitas mahasiswa ini disandingkan dengan nomenklatur partai karena bisa menimbulkan asumsi ada kedekatan khusus mahasiswa dengan beberapa partai,” ujar Naufal.
“Dengan kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia ini bisa menimbulkan kebingungan dan kekecewaan di masyarakat karena gerakan mahasiswa pada hari ini terpecah belah dan tidak menutup kemungkinan dengan indikasi perpecahan istilahnya mahasiswa ini tidak ada bedanya dengan pihak pemerintah bahwasanya ada kepentingan khusus dengan pemerintah dengan ada perpecahan ini,” ujar Naufal meneruskan.
Naufal menyebut, seharusnya mahasiswa tetap bersama rakyat dan menyuarakan aspirasi rakyat tanpa tersekat oleh identitas kelompok atau universitas.
“Kita bisa melihat juga kalau di Partai Mahasiswa Indonesia terdapat strukturnya seperti Eko sebagai ketua umum dan mungkin jajarannya. Kalau saya lihat di setiap gerakan itu kadang-kadang kita elemen mahasiswa bisa terbatasi dengan seperti identitas kampus misalkan almamater dan sebagainya, itu yang justru disayangkan, seharusnya mahasiswa tetap melebur dengan masyarakat karena kita yang mengatasnamakan masyarakat, kepentingan, tuntutan yang dibawa,” tuturnya.
“Kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia menjadi babak baru dalam penyekatan dengan masyarakat, menurut saya jadi gerakan elitis dengan kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia,” kata Naufal memungkas wawancara.