Diikuti Akademisi Seni Mancanegara, Telkom University Gelar Pameran Internasional ARTEDEMIA
loading…
Telkom University berhasil mengggelar pameran internasional ARTEDEMIA: The Artist as Researcher. Foto/Istimewa.
Pameran ini digelar oleh Galeri Idealoka, Fakultas Industri Kreatif Telkom University yang berhasil menghimpun beragam akademisi seni di tingkat nasional maupun mancanegara, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, hingga Amerika Serikat.
Dalam konteks nasional, karya-karya yang dipamerkan datang dari Institut Teknologi Bandung, Institut Seni Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Ciputra, Universitas Petra, Institut Seni Budaya Indonesia, Universitas Komputer Indonesia, dan Universitas Kristen Marantaha.
Direktur Galeri Idealoka Patra Aditia, pameran ini menjadi momentum yang spesifik bagi akademisi di lingkungan seni rupa dan desain, baik di Indonesia maupun mancanegara.
Baca juga: 7 Prospek Kerja Jurusan Teknik Lingkungan yang Banyak Dibutuhkan dan Bergaji Tinggi
Menurutnya, pameran ini pun secara sadar mempersoalkan peran kreator yang berstatus sekaligus sebagai akademisi, baik terhadap tanggung jawabnya untuk terus berkarya di samping memenuhi ragam kewajiban akademisi seperti pengajaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat.
“Pameran ini adalah bentuk ikhtiar serta bentuk penjelajahan peluang lain dari mediasi pengetahuan seni dan desain yang sebetulnya spesifik, di luar cara-cara konvensional keilmuan,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (23/8/2023).
Pameran ini membahas persoalan klasik tentang kekhususan penciptaan seni dan desain dalam memproduksi pengetahuan, dalam perhadapannya dengan pendekatan sains konvensional. Keduanya menawarkan cara dan pendekatan yang berbeda.
Seni mencoba merangkul individualitas dan sisi personal dalam memproduksi ilmu pengetahuan, sementara sains menjadi berjarak dan membedakan diri dengan fenomena yang ditinjau.
Dalam praktiknya, meski telah diupayakan beragam cara untuk seni dan sains dapat beririsan, jarak dan pemilihan yang nyata tetap saja dirasakan.
Dikotomi tentang seni yang subjektif serta personal dan sains yang objektif serta rasional, sepertinya masih dirasakan, bahkan di liga pendidikan tinggi sekalipun.
Source link