Dosen Telkom University Buat Aplikasi Tumbuh Kembang Balita – Republika Online
Dengan E-KMS, kader bisa mengirimkan info terbaru tentang kegiatan posyandu.
REPUBLIKA.CO.ID, BOJONGSOANG — Rohmat Tulloh, Dosen D3 Prodi Teknik Telekomunikasi, Telkom University menciptakan aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh ibu untuk memantau tumbuh kembang balita. Aplikasi yang dinamai Elektronik Kartu Menuju Sehat (E-KMS) ini berbeda dengan aplikasi serupa yang ada.
Dalam aplikasi tersebut, kader posyandu bisa mengirimkan info terbaru tentang kegiatan posyandu kepada para ibu-ibu di Komplek Kinagara, Bojongsoang, Kabupaten Bandung yang memiliki balita.
Rohmat mengungkapkan berawal di komplek Kinagara terdapat 130 balita namun dari sekian banyak hanya 20 persen yang datang memeriksakan bayi ke Posyandu Mekar Arum 18. Melihat kondisi tersebut, ia terdorong agar ibu-ibu mau datang memeriksakan balitanya ke posyandu.
“Kita survei awal, apa masalahnya. Ternyata sosialisasi kegiatan posyandu kurang, hanya disampaikan melalui pengeras suara. Ada beberapa pendapat (masyarakat) untuk kesehatan balita cukup ke dokter, posyandu dianggap kurang penting,” ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (4/10).
Rohmat Tulloh, Dosen D3 Prodi Teknik Telekomunikasi, Telkom University berhasil menciptakan aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh ibu untuk memantau tumbuh kembang balita. Aplikasi yang dinamai Elektronik Kartu Menuju Sehat (E-KMS) ini berbeda dengan aplikasi serupa yang ada.
Dirinya mengungkapkan, keikutsertaan balita ke posyandu di seluruh posyandu yang ada cenderung menurun. Melihat situasi tersebut, ia berinisiatif membuat aplikasi E-KMS yaitu Elektronik Kartu Menuju Sehat.
“Kalau dulu ke posyandu dikasih kartu menuju sehat, disitu tercatat tumbuh kembang balita di posyandu. Kartu itu sudah gak dicetak lagi sama dinas kesehatan. Otomatis pencatatan dibuka saja. Apabila laporan hilang gak ada lagi,” katanya.
Dengan aplikasi tersebut, ia mengklaim pencatatan tumbuh kembang balita akan lebih rapi. Menurutnya, orangtua balita bisa mengecek perkembangan anaknya secara online. Secara teknis katanya, data-data tersebut dimasukkan oleh petugas posyandu ke aplikasi.
“Kalau aplikasi ada tiga user (pengguna), pertama ketua posyandu, kedua kader posyandu dan orang tua balita. Data-data dimasukan oleh kader posyandu dari hasil penimbangan tiap bulan (berbentuk grafik). Orangtua bisa melihat, oh tumbuh kembang anak saya seperti apa,” ungkapnya.
Rohmat mengatakan ketua posyandu bisa memantau laporan tentang jumlah balita dan perkembangannya seperti apa di aplikasi tersebut. Menurutnya, aplikasi akan memudahkan posyandu ketika dimintai data oleh puskesmas atau desa setempat.
Diriny menambahkan, aplikasi E-KMS sudah diujicoba ke posyandu sejak awal tahun hingga September lalu. Menurutnya, program yang dilaksanakannya pun berasal dari dana hibah Kemenristekdikti program Maret hingga November.
“21 September ketiga kalinya (trail error). Kita ingin tahu perkembangannya seperti apa,” katanya. Dengan aplikasi tersebut, ia mengaku jumlah orangtua yang membawa balitanya ke posyandu meningkat.
Menurutnya, peningkatan mencapai 70 persen atau sekitar 90 balita yang dicek di posyandu. Ia mengatakan, beberapa aplikasi serupa di app store hanya menampilkan pencatatan tumbuh kembang balita berbentuk grafik.
Namun untuk E-KMS, ia menyebutkan sudah menambahkan item lainnya seperti adanya kader, ketua kader. Serta memberitahukan kegiatan posyandu melalui notifikasi yang diterima orangtua balita.
(QS. Az-Zumar ayat 49)
Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510
Phone: 021 780 3747
Email:
[email protected] (Redaksi)
[email protected] ( Marketing )
[email protected] ( Kerjasama )
[email protected] ( Customer Care )
Copyright © 2023. Republika.co.id. All rights reserved.