Jadi Guru Besar AI, Ilmuwan Terbaik Dunia Ini Kembangkan Algoritma Baru – detikcom
Salah satu ilmuwan terbaik dunia versi Stanford University dan Elsevier BV asal Telkom University, Prof. Suyanto, dikukuhkan menjadi guru besar bidang Kecerdasan Buatan (AI), Jumat (10/12/2021) lalu. Dia mengembangkan algoritma baru yang dinamakan Komodo Mlipir Algorithm (KMA).
Komodo Mlipir Algorithm merupakan algoritma baru hasil riset kolaborasi Suyanto dengan tim di Kelompok Keahlian Intelligence System, Fakultas Informatika. Algoritma tersebut masuk dalam kelompok metode optimasi metaheuristik yang dikenal sebagai Swarm Intelligence (SI).
Algoritma ini disebut mampu mengatasi kekurangan dari algoritma metaheuristik yang ada saat ini. Di mana algoritma metaheuristik yang ada hanya mampu menyelesaikan masalah berdimensi rendah. Meskipun ada sejumlah algoritma yang berdimensi ribuan, namun diperlukan sumber daya komputer yang besar dan waktu yang lama karena kompleksitas komputasi yang tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“KMA ini dibangun untuk mengatasi kekurangan tersebut. KMA dirancang mampu memberikan jaminan yang tinggi dalam menemukan optimum global serta dapat diskalakan untuk ribuan (bahkan jutaan) dimensi (atau variabel),” kata Suyanto, dilansir dari laman Telkom University, Selasa (14/12/2021).
Nama algoritma baru yang dikembangkan oleh alumni Teknik Informatika Telkom University tahun 1993 ini terinspirasi dari perilaku Komodo, satwa endemik asal Nusa Tenggara Timur. Sedangkan kata ‘Mlipir’ diambil dari istilah bahasa Jawa.
“Metode KMA yang kami kembangkan ini terinspirasi dari perilaku Komodo yang merupakan hewan langka asli provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Dan Gerakan Mlipir istilah dalam Bahasa Jawa, yang dapat diartikan: berjalan di pinggir untuk menghindari bahaya sehingga selamat mencapai tujuan,” ucapnya.
Dosen yang aktif melakukan pengajaran dan penelitian di bidang Artificial Intelligence, Machine Learning, Swarm Intelligence, dan Evolutionary Computation ini menjelaskan, secara empiris KMA terbukti terukur, stabil, dan memiliki komputasi yang rendah pada mayoritas fungsi acuannya.
Selain itu, KMA juga memiliki kinerja yang tinggi dan berpotensi besar untuk diterapkan pada berbagai bidang karena permasalahan komputasi di dunia nyata adalah optimasi. KMA juga berpotensi besar dalam mendukung pengembangan AutoML dan XAI untuk mewujudkan teknologi 4G AI, yang ditandai dengan adanya teknologi AXAI yang akurat, cepat, dan murah.
KMA sendiri telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual pada 08 Maret 2021. Pada pengembangan selanjutnya, Suyanto berencana untuk melakukan uji secara lebih komprehensif menggunakan benchmark functions yang lebih kompleks dan permasalahan riil di dunia nyata.
Selain KMA, Suyanto telah mempublikasikan hasil penelitian lainnya dalam jurnal maupun konferensi. Hingga saat ini dia sudah menghasilkan 94 publikasi ilmiah internasional yang terindeks Scopus dan Scimago, di mana 21 di antaranya dalam bentuk jurnal internasional bereputasi dan 73 lainnya dalam prosiding internasional dan book chapter.
Hasil publikasi tersebut yang kemudian membawa Suyanto masuk dalam Daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh yang diterbitkan oleh Stanford University dan Elsevier BV, bulan Oktober 2021. Dia juga diketahui telah mendaftarkan 8 paten, mendapatkan 22 hak cipta, dan menerbitkan 10 buku ajar yang semuanya berkaitan dengan bidang AI.