Kampus Telkom Beri Pelatihan Teknologi Digital di Pesantren – Republika Online
Pelatihan bertujuan melahirkan talenta digital di Pesantren
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pesantren di Indonesia memiliki banyak konten menarik dan bermanfaat namun penggawa pesantren harus terus berubah. Terutama, dalam penguasaan akses dan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK)-nya.
Menurut Rektor Telkom (Tel-U) University, Adiwijaya, sebaik manusia tentu saja yang paling bermanfaat kepada orang lainnya. Terutama dengan berbagi ilmu bermanfaat kepada sesamanya.
“Sebab ilmu tanpa amal bagai pohon tanpa buah, supaya berbuah maka teman dosen kami ingin amalkan ilmunya, terutama yang bermanfaat bagi ummat,” ujar Adiwijaya, dalam siaran persnya, Rabu (25/11).
Adiwijaya mengatakan, pada Jumat-Ahad pekan lalu, Tim Innovillage Tel-U berbagi ilmunya secara daring pada santri dan santriwati di Pesantren LP3iA Narukan, Rembang pimpinan Gus Baha. Bertindak sebagai mentor adalah dosen Tel-U lintas fakultas yakni dari Fakultas Komunikasi Bisnis (FKB), Fakultas Industri Kreatif (FIK), dan Fakultas Teknik Elektro (FTE).
Mereka adalah Muhammad Sufyan Abdurrahman, Aditya Ali, Choiria Anggraini, dan Asas Putra dari FKB, Anggar Erdhina Adi (FIK), dan Brahmantya Aji Pramudita (FTE). Dosen FIK memberikan materi seputar vlog, FTE tentang pembelajaran daring, sementara dosen FKB memberikan materi seputar komunikasi visual dan public relations.
Adiwijaya mengatakan, untuk menghadapi perubahan, diperlukan proses peningkatan kompetensi unsur pesantren dalam memberikan ilmunya ke masyarakat. “Beradaptasi dalam hal ini, kita sebagai seseorang yang terdidik, harus dapat mengimplementasikan inovasi-inovasi yang mampu bermanfaat bagi banyak orang,” katanya.
Menurutnya, mengusung tema Empowering Young Innovation for Digital Village, Innovillage yang disokong Divisi Community Developement PT Telkom dan Direktorat Pengembangan Karir, Alumni dan Endowment (CAE) Tel-U.
Program ini, kata dia, bertujuan melahirkan talenta-talenta digital serta mendukung langsung salah satu rencana strategis pemerintah dalam rangka mendukung proses digital transformasi nasional menuju Smart Nation.
Kegiatan ini, kata dia, mendukung program-program desa inovasi yang mana terdapat 100 program pada 29 provinsi dengan melibatkan civitas akademika Tel-U. Melalui program ini, diharapkan dapat memberdayakan potensi di desa dan bisa memberikan inspirasi guna meningkatkan kontribusi ekonomi.
“Program ini dapat menggugah semua kalangan yang sedang berada di kampung halaman karena pandemi Covid-19 untuk terlibat langsung membantu kesulitan masyarakat desa mereka melalui inovasi-inovasi digital yang aplikatif,” katanya.
Sehingga, kata dia, tercipta peningkatan kemanfaatan sosial dan peningkatan ekonomi. “Insya allah program ini akan memberikan manfaat yang besar, baik bagi Telkom, Tel-U, dan masyarakat luas,” katanya.
Gus Mamad, salah seorang guru di LP3iA sekaligus Adik Gus Baha mengatakan, program peningkatan TIK sangat mereka nantikan karena sangat bermanfaat. “Dengan menguasai teknologi kekinian, maka bisa makin meningkatkan manfaat pesantren kepada umat. Ujungnya adalah sama seperti Pak Rektor, kita ingin menjadi manusia terbaik yang terbanyak memberi manfaat,” katanya.
Gus Mamad mengatakan, strategi tersebut juga diharapkan bisa menciptakan santri dan santriwati yang berkarakter religius-nasionalis, atau sebaliknya nasionalis-religius. Sehingga, ladang amal bagi pesantren bisa lebih optimal diberikan.
Sementara menurut Ketua Innovillage Capacity Building Komunikasi Publik Pesantren LP3iA Rembang Muhammad Zakiyullah Romdlony, kebutuhan komunikasi publik makin dirasakan penting di era new media saat ini.
“Dari banyak tawaran-tawaran Innovillage sekitar sebulan lalu kepada pihak pesantren, semula di bidang ekonomi bisnis dan engineering, kebutuhan Pesantren LP3iA itu di bidang komunikasi publik dan media. Apalagi kami amati belum ada official account di media baru dari pesantren tersebut khususnya Gus Baha,” paparnya.
Menurutnya, pengelolaan komunikasi publik melalui TIK berimplikasi banyak yakni bisa menjadi amal jariah. Sebab, berbeda dengan konsep pengajaran agama secara konvensional, media baru bisa terus diakses lebih banyak orang dalam waktu lebih lama.
Ahmad Tri Hanuranto, Direktur Pengembangan Karir, Alumni dan Endowment Telkom University menjelaskan, program ini juga diharapkan memunculkan talenta-talenta digital serta pemetaan beberapa desa yang bisa menjadi contoh bagi desa-desa digital lainnya. “Kemudian, di akhir akan diambil 100 kelompok mahasiswa yang didampingi dosen pembimbing untuk melaksanakan program bimbingan terpilih berkelanjutan,” katanya.
(QS. Al-Hijr ayat 75)
Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510
Phone: 021 780 3747
Email:
[email protected] (Redaksi)
[email protected] ( Marketing )
[email protected] ( Kerjasama )
[email protected] ( Customer Care )
Copyright © 2023. Republika.co.id. All rights reserved.