Uncategorized @id

Mahasiswa Telkom University Gelar Kampanye Makan Tanpa Sisa



Jakarta

Hujan yang mengguyur Kota Bandung sejak Sabtu (26/11/2022) tak menghalangi 20-an remaja menggelar kampanye di sekitar alun-alun kota itu.

Sebagian dari mereka berjaket merah marun dengan logo bertuliskan ‘Telkom University’ dan sebagian lagi berpakaian bebas. Rupanya mereka tengah mengkampanyekan “Makan Tanpa Sisa” sebagai wujud kepedulian terhadap ancaman krisis pangan yang diperkirakan akan terjadi mulai tahun 2023.

Toh begitu, materi kampanye yang mereka suarakan sepintas cukup menggelitik. Ada kalimat yang mengadaptasi puisi-puisi Pidi Baiq yang sohor lewat film remaja masa kini, Dilan. “Cukup Aku Aja yang Dibuat Nangis, Nasi Sisa Jangan!” “Cukup Perasaanku Saja yang Dibuang, Makanan Jangan!” atau “Cukup Tiara Andini Aja yang Menyisakan Rasa, Kita Jangan Menyisakan Makan”.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalimat-kalimat puitis yang mereka tulis di sejumlah poster tak urung membuat warga yang melintas di tengah rinai hujan siang itu ada yang tersenyum-senyum.

“Isu krisis pangan berkaitan dengan salah satu cara kita dalam menyikapi hidangan yang kita santap. Artinya penting bagi kita untuk menekankan sikap Food Wise, tidak mengambil makanan secara berlebihan bila kemudian kita tak habis mengonsumsinya sehingga mubazir,” kata Paramita Amelia Putri mewakili rekan-rekannya dari Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University.

Food wise, kata mahasiswi semester 5 itu, merupakan salah satu cara untuk mengatasi kelebihan makanan. Hal itu juga sekaligus menjadi dasar pengembangan ide awal dari kampanye mereka karena memiliki makna yang sejalan dengan topik yang dipilih oleh Festival Cisande yakni krisis pangan.

Selain membentangkan sejumlah poster tadi, mereka juga melakukan live acting. Ada beberapa mahasiswa-mahasiswi yang berperan sebagai orang yang membuang makanan sisa begitu saja, gelandangan yang memunguti makan sisa dan langsung mengonsumsinya.

Adegan-adegan tersebut ditingkahi dengan orasi tentang pentingnya untuk tidak membuang makanan sisa disambut sorak sorai para pekerja, badut-badut, dan hantu-hantu

Dengan membuang-buang makanan, mengutip hasil sebuah riset, kerugian ekonomi yang dialami diperkirakan mencapai Rp 551 triliun per tahun. Membuang-buang makanan pun menimbulkan gas metana dan gas karbondioksida yang merusak kestabilan suhu bumi.

(jat/pal)


Source link

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button