Mahasiswa Telkom University Memberikan Edukasi Cegah Praktek Bullying pada Siswa SMP Telkom Bandung – Tribun Jabar
TRIBUNJABAR.ID – Penelitian ini didasari oleh hasil laporan perundungan dari FSGI, yang dimana terdapat lebih dari 50 kasus perundungan terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, kami akan melaksanakan penelitian di salah satu SMP untuk mengetahui kasus bullying di daerah Bojongsoang, khususnya pada SMP Telkom Bandung.
Yang memiliki tujuan, antara lain mengidentifikasi jenis-jenis bullying, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi, menyelidiki dampak psikologis dan sosial dari korban dan pelaku hingga strategi pencegahan dan penanggulangan bullying yang efektif.Â
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang dimana untuk pengumpulan datanya sendiri dilakukan dengan menggunakan metode penelitian berupa observasi langsung ke lapangan dan wawancara dengan instrumen kunci berupa panduan wawancara. Untuk narasumber yang dijadikan sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Telkom Bandung, khususnya kelas IX C.Â
Dalam wawancara tersebut juga kurang lebih melibatkan sekitar 27 siswa maupun siswi dari kelas IX C dan mendapati hasil bahwa 4 dari 10 murid di SMP Telkom Bandung pernah mengalami kekerasan/pembullyan. Mayoritas dari kekerasan/pembullyan tersebut berbentuk verbal. Meskipun begitu, mayoritas siswa disana tetap bahagia ketika menjalani kegiatan belajar dan mengajar karena rendahnya tindak kekerasan/pembullyan yang terjadi.
Perundungan atau bullying merupakan fenomena sosial yang telah lama menjadi perhatian dalam berbagai lapisan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, salah satunya adalah di sekolah.
Anak SMP merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami tindakan bullying, di mana Perundungan sendiri di kalangan anak SMP dapat didefinisikan sebagai tindakan agresif yang dilakukan secara berulang oleh satu atau lebih orang terhadap seseorang yang lebih lemah atau rentan, dengan tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi korban.
Hal ini disebabkan oleh perubahan sosial dan emosional yang dialami oleh anak-anak pada masa pubertas, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh oleh tekanan sosial dan perilaku negatif dari lingkungan sekitar.