Mahasiswa Universitas Telkom Korban Skorsing Merasa Tertekan dan Terancam – kbr.id – KBR
Bagikan:
Fidocia mengaku tertekan atas penjatuhan sanksi skorsing yang diterimanya bersama dua rekan mahasiswa lainnya, karena sebentar lagi akan menjalani kelulusan.
Selasa, 14 Mar 2017 16:43 WIB
Arie Nugraha
Mahasiswa mengatasnamakan Komite Rakyat Peduli Literasi menggelar aksi menolak skorsing yang dijatuhkan Universitas Telkom kepada tiga mahasiswa yang menggelar lapak buku kiri, di Bandung, Selasa (14/
KBR, Bandung – Mahasiswa Universitas Telkom Bandung Fidocia Wima Adityawarman mengaku tertekan pasca dikenai sanksi skorsing dari kampusnya, hanya karena membuka lapak tempat baca gratis buku-buku kiri di selasar kampus. Padahal lapak yang diberi nama ‘Perpustakaan Aspirasi’ itu sudah rutin digelar sejak 2014.
Fidocia meminta agar pihak rektorat Universitas Telkom Bandung menghentikan tindakan pemberangusan buku di kampus itu, karena tidak demokratis.
Gara-gara membuka lapak tempat baca gratis, Fidocia dan dua rekannya pengelola perpustakaan Apresiasi terkena skorsing tidak boleh mengikuti perkuliahan selama tiga bulan, karena disangka berpotensi menyebarkan paham komunisme lewat buku.
Selain Fidocia, dua orang lainnya adalah Sinatrian Lintang Rahardjo dan Lazuardi Adnan Faris. Mereka dihukum skorsing enam dan tiga bulan tidak boleh mengikuti perkuliahan karena disangka berpotensi menyebarkan paham Komunisme lewat buku.
Pengelola kampus menyebut tindakan tiga mahasiswa itu melanggar Tap MPRS Nomor 25 tahun 1966 yang melarang penyebaran komunisme di Indonesia.
Fidocia mengatakan semestinya kampus atau perguruan tinggi membuka kebebasan berekspresi seluas-luasnya demi menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
“Posisinya saya mendukung kebebasan akademik. Jangan gitu, jangan ada pengetahuan yang dibatasi. Dari awal sudah (saya) katakan kepada (rektorat) seperti itu dan memang ada konsekuensi ketika (saya memperjuangkan) itu. Dan itu telah ditanggung serta sudah menjalani (hukumannya),” kata Fidocia di Bandung, Selasa (14/3/2017).
Fidocia Wima Adityawarman mengaku pendapatnya tentang kebebasan akademik tersebut dilayangkan pada saat beberapa kali dipanggil oleh rektorat dan diminta keterangan tentang lapak tempat membaca gratis buku-buku kiri tersebut.
Dia mengaku tertekan atas penjatuhan sanksi skorsing yang diterimanya bersama dua rekan mahasiswa lainnya, karena sebentar lagi akan menjalani kelulusan.
“(Saya) Sudah selesai (menjalani hukumannya) tiga bulan pada hari ini, dan sudah ada pertimbangan keputusan terkait kelulusan,” ujar Fidocia.
Namun dia, masih menunggu keputusan terhadap dua rekannya yang bernasib serupa. Fidocia dan mahasiswa pengelola Perpustakaan Apresiasi mengaku ketakutan untuk memberikan keterangan selama menjalani skorsing.
Belum lagi pihak rektorat mengirimkan surat skorsing tersebut ke keluarga masing-masing yang membuat para mahasiswa itu merasa terancam.
“Pesan dari orang tua saya hanya cepat diselesaikan (kuliahnya),” papar Fidocia.
Hari ini, Selasa (14/3/2017) sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Peduli Literasi berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Jalan Diponogoro, Bandung.
Mereka menuntut pihak Telkom University mencabut skorsing terhadap tiga mahasiswanya. Juru bicara Komite Rakyat Peduli Literasi, Nanang Kosim, rektorat Telkom University dianggap tidak demokratis dengan bertindak represif memberangus buku yang dianggap tidak sepaham dengan ideologi negara.
Baca: Komite Rakyat Demo Desak Skorsing Mahasiswa Telkom University Dicabut
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
Berita Terkait
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!
BERITA LAINNYA – NUSANTARA
Loket tiket di dalam pelabuhan akan ditutup.
Sesuai kebutuhan surat suara pemilihan legislatif (pileg) Kabupaten Mimika sebanyak 241.741.
“Kita sedang antisipasi ini menjadi warning bagi kita semua untuk mewaspadai supaya tidak ada peningkatan, biasanya sudah Singapura, ini agak dekat Jakarta sampai ke Jawa Timur,"
"Bencana tentunya tidak kita harapkan tapi yang penting respon cepat dari kami, pemerintah, TNI dan Polri"
"Imbauan kepada masyarakat yang tinggal di pinggir sungai itu harus sangat waspada, sangat waspada terhadap gangguan cuaca ekstrim,”
Potensi banjir bandang di DIY bisa saja terjadi.
Provinsi pertama yang menerapkan replikasi desa antikorupsi.
"Napiter yang dikirim ke Lapas Kediri ada tiga, nantinya napiter ada tahapan yang akan kita asesmen, bagaimana tingkah laku mereka berikutnya. Dari hasil asesmen ini tentu akan pisah," ujar Nahafi
Jokowi menyebut kondisi ini bagus untuk memastikan inflasi tetap terjaga.
Berjalan lancar dan damai.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanannya karena gangguan perjalanan KA akibat curah hujan yang tinggi,"
Dimulai sejak 1 Desember hingga 30 Desember 2023.
Semua kegiatan yang mendapatkan izin sudah kami berikan informasi dan warning jangan ada embel-embel kampanye politik apapun di CFD.
“Kami menolak UMK yang kenaikannya 4,16 %. Kami juga mendorong pemerintah untuk menerbitkan struktur skala upah,”
Roy tetap menuntut penetapannya tidak dihitung dengan dasar Peraturan Pemerintah (PP) 51 Tahun 2023 tentang Pengupahan.
Kementerian Kesehatan menggelontorkan dana Rp16 miliar untuk uji coba inovasi nyamuk Wolbachia.
"TPS lokasi khusus (loksus) ada 26 tersebar di empat kecamatan,"
“Dari TK sampai SMA, belum ada."
Persentase itu mendekati target dari Partai Buruh, yakni kenaikan UMK 2024 sebesar 15 persen.
"Nggak ada kampanye. Sudah ya, hari ini nggak ada soal politik."
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Catatan Kritis Debat Pertama Calon Presiden 2024
Usai Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun
Ubud Akan Jadi Pusat Prototipe Gastronomi Dunia
Kabar Baru Jam 12
Most Popular / Trending
1
Saat Tubuh Sendiri Selalu Dinilai Kurang
2
Debat Perdana Capres, YLBHI: Minim Solusi di Sektor Hukum dan HAM
3
Kerja Sama dengan Tokopedia, TikTok Shop Buka Lagi
4
Respons Masyarakat Adat Jayapura soal Masalah di Papua Usai Debat Capres
5
Pertamina: Harga Mahal Bahan Bakar Ramah Lingkungan SAF untuk Aviasi Jadi Tantangan