Membedah Buku 'Ekonomi Politik Media' di Kampus Tel-U – detikJabar
Telkom University menggelar seminar nasional dan bedah buku berjudul ‘Medianomics: Ekonomi Politik Media di Era Digital’, Kamis (5/10/2023). Seminar dan acara bedah buku ini mengkritisi peran dan tantangan media di era digital, dari sisi ideologi, ekonomi, dan politik.
Seminar nasional dan bedah buku ‘Medianomics: Ekonomi Politik Media di Era Digital’ yang digelar di Telkom University itu dihadiri Pemimpin Redaksi detikcom Alvito Deannova Gintings, dan Kepala Desk Budaya Harian Kompas Budi Suwarna. Catur Nugroho selaku penulis buku ‘Medianomics: Ekonomi Politik Media di Era Digital’ dan juga dosen Telkom University hadir dalam acara tersebut.
Catur Nugroho mengatakan, media bisa disebut sebagai arena pertarungan antara ideologi, kepentingan ekonomi, dan politik. Catur melalui buku Medianomics: Ekonomi Politik Media di Era Digital mengkritisi tentang lembaga media di era saat ini. Ia mengaitkan dengan kondisi saat ini di industri media yang membentuk konglomerasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kemudian ada konglomerasi media. Ini sebuah realitas yang wajar,” kata Catur membuka pembahasan dalam seminar nasional dan bedah buku.
Catur kemudian membenturkan kepentingan media dengan perkembangan digitalisasi. Sosial media saat ini memiliki pengaruh besar.
“Buku ini menelurkan konsep Medianomics, kaitan dengan ekonomi dan politik media sebagai entitas yang eksis untuk mendapatkan keuntungan. Namanya perusahaan mendapatkan modal operasional itu harus dilakukan,” kata Catur.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi detikcom Alvito Deannova Gintings mengatakan, buku Medianomic: Ekonomi Politik Media di Era Digital mengkritisi media saat ini. Namun, Alvito memberikan catatan dalam buku tersebut pembahasan tentang media digital dan sosial media tak mendapatkan porsi besar.
“Justru Medianomics badainya di situ (media digital dan media sosial),” kata Alvito.
Alvito menjelaskan, sejatinya media atau perusahaan pers dipengaruhi banyak faktor, seperti idealisme jurnalis, pasar, pemerintahan, dan lainnya. Dia juga menjelaskan soal industri media, dan tantangan media di masa depan. Salah satunya sumber informasi utama yang dicari pembaca, pada era digital ini pembaca lebih banyak mencari sumber dari media sosial.
“Sumber informasi yang paling banyak didapat itu dari sosial media. Baru kemudian ke media arus utama atau apapun, sudah seperti itu. Setelah itu, baru masuk website, dan seterusnya,” kata Alvito
Lebih lanjut, Alvito kemudian menjelaskan soal media dari sisi bisnis di era digital. “Prediksi tren iklan digital mulai naik pada 2018. Diprediksi terus naik. Jadi, ada kecenderungan orang akan beriklan ke dunia digital,” kata Alvito.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Widodo Muktiyo yang hadir dalam acara tersebut menerangkan, buku Medianomics: Ekonomi Politik Media di Era Digital
merupakan kajian akademik untuk melihat realitas media saat ini dari konvensional hingga digital. Widodo mengatakan Medianomics melihat media dari pendekatan ekonomi dan politik.
“Sehingga pergeseran era digital ini akan melihat sejauh mana media dimanfaatkan masyarakat, dan pemerintah juga mengatur sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Karena, memang media ini kan alat untuk tidak hanya memproduksi, tapi mendistribusi dan mengonsumsi. Sehingga buku ini rasanya sangat menarik perspektif keilmuan,” kata Widodo.