Uncategorized @id

Momen Bahagia Mendadak Duka Saat Prosesi Wisuda Hanif Pratama



Bandung

Momen wisuda Universitas Telkom diwarnai dengan momen duka, dimana salah seorang wisudawan bernama Hanif Pratama tidak bisa hadir dalam suasana bahagia itu usai menjadi korban meninggal dalam peristiwa longsor akibat gempa bumi yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) lalu.

Bahkan hingga hari ke-13 pencarian ini, pria asal Ujung Berung, Bandung tersebut masih tertimbun dan belum ditemukan oleh Tim SAR gabungan.

Awalnya satu per satu wisudawan dipanggil ke atas podium, hingga pada akhirnya nama Hanif pun disebut oleh pembawa acara.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana yang semua penuh bahagia pun berubah seketika menjadi suasana penuh duka, kala pembawa acara menjelaskan jika Hanif Pratama yang harusnya hadir saat ini menjadi salah satu korban yang belum ditemukan.

Suara lirih seolah menahan tangis terdengar kala profil Hanif Pratama yang merupakan mahasiswa program studi S1 MBTI. Doa bersama pun dipanjatkan untuk Hanif, berharap mahasiswa tersebut mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, serta bisa ditemukan di hari terakhir pencarian ini.

Video in memoriam Hanif Pratama juga diputar dalam momen wisuda yang juga disiarkan secara online tersebut.

Sang adik, Jihan Eliza pun naik ke atas podium mewakili kakaknya. Sementara kedua orangtua Hanif memilih untuk menyaksikan momen wisuda anak sulungnya itu dari rumah via daring.

Orangtua Hanif memilih tak hadir lantaran tak ingin larut dalam duka dan membuat suasana bahagia para wisudawan di sana berubah menjadi momen sedih.

“Semalam anak saya yang bungsu atau adiknya Hanif ini bilang lebih baik saya tidak hadir, karena takutnya sedih lagi kalau ada di sana (aca wisuda). Nantinya yang lain juga larut dalam ke sedihan, makanya saya menyaksikan dari rumah, sedangkan yang mewakili wisuda adiknya Hanif,” ungkap Dodi, ayahanda Hanif, Sabtu (3/12/2022).

Dodi mengungkapkan jika Hanif sudah lulus sejak tahun lalu, namun anaknya tersebut memilih untuk menunda wisuda lantaran ingin momen bahagianya itu disaksikan langsung orangtua dan keluarga tercinta.

Namun takdir berkata lain, Hanif menjadi korban dalam peristiwa longsor di Jalan Cianjur-Cipanas, Desa Cijedil Kecamatan Cugenang yang terjadi usai gempa berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur.

Meski begitu, Dodi mengaku sangat bangga dengan anaknya tersebut. Sebab ketika korban tak bersama lagi pun tetap bisa memberikan kebanggaan kepada keluarganya.

“Anak saya lulus tahun lalu, tapi menunda wisudanya karena kemarin masih wisuda daring di tengah suasana COVID-19. Sekarang kan wisuda offline lagi, jadi ikut yang sekarang. Tapi ternyata anak saya tidak bisa hadir di sana karena jadi korban longsor. Tapi saya tetap bangga dengan anak saya, meski sudah tiada pun bisa memberikan ingatan yang membanggakan pada orangtua dengan kelulusan dan momen wisudanya,” ungkap Dodi.

Ia mangaku sudah mengikhlaskan kepergian Hanif, meskipun pada akhirnya jasad Hanif tidak ditemukan.

“Sekarang saya sudah ikhlas, sudah salat gaib juga. Kalau hari ini ditemukan, alhamdulillah bisa saya makamkan di Cicaheum. Kalaupun tidak ditemukan, berarti anak saya sudah langsung dikemubikan oleh yang Maha Kuasa. Saya ikhlas sekarang,” ucapnya lirih.

Sebelumnya, Dodi menjadi salah satu dari beberapa keluarga korban yang setia menunggu kabar penemuan korban tertimbun yang masih belum ditemukan.

Kabar penemuan jenazah oleh Tim SAR selalu menjadi angin segar atas harapannya untuk jasad sanga anak bisa ditemukan. Namun hingga saat ini jasad anaknya masih belum ditemukan bersama sekitar 8 orang korban tertimbun lainnya juga juga belum ditemukan.

(yum/yum)


Source link

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button