Penelitian & Pengabdian MasyarakatTelkom University

Perang Melawan Hoaks, Kompas Ajak Mahasiswa Telkom University Kenali Jurnalisme Presisi – Tribun Jabar

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Derasnya arus informasi yang beredar melalui berbagai perangkat media, menuntut kemampuan berliterasi dan pemikiran kritis para penggunanya, tidak terkecuali mahasiswa sebagai agen perubahan bangsa.
Dimana hoaks atau berita bohong seringkali digunakan oknum untuk mencapai suatu tujuan, yang bisanya merugikan orang lain, dengan cara memutar balikkan fakta. Yang paling berbahaya adalah menyangkut isu SARA.
Mengingat pentingnya hal tersebut, Kompas bersama Universitas Telkom Bandung menggelar sebuah seminar bertajuk “Hoaks vs Jurnalisme Presisi” kepada para mahasiswa di Aula Fakultas Industri Kreatif, Gedung Sebatik Universitas Telkom, Jalan Telekomunikasi, Bojongsoang, Kamis (3/5/2018).
Baca: Mulai 24 Mei Ini, Bandara Kertajadi Layani Penerbangan Komersial, Termasuk bagi Jemaah Umrah
Wakil Redaktur Pelaksana Kompas, Sutta Dharmasaputra menjelaskan bagaimana perkembangan informasi hoaks sudah sangat meresahkan masyarakat, namun tidak ada yang mampu melawan hal tersebut.
Sehingga tidak sedikit masyarakat yang tidak mampu membedakan mana karya jurnalistik maupun fake news atau informasi yang belum tentu kebenarannya, dan hoaks, yakni informasi bohong.
Oleh karena itu, menurutnya perlu adanya upaya edukasi kepada masyarakat, terutama kalangan kampus sebagai bagian dari elit bangsa ini untuk menyadari ancaman dari hal tersebut.
“Lebih baik kita tidak ikut-ikutan menyebarkan informasi yang kita dapatkan, syukur-syukur teman-teman mahasiswa bisa membantu melakukan memverifikasi kalau kebenaran informasi itu palsu,” ujar Sutta dalam paparannya.
Di berbagai negara, kata Sutta saat ini mulai muncul tren positif, tumbuhnya kesadaran akan pentingnya jurnalisme.
Baca: Masih Ingat Bocah Terberat di Dunia asal Karawang? Sekarang, Katanya Makan Enam Sendok Sudah Kenyang
Bahkan di dalam sebuah konferensi asosiasi newspaper dunia, beberapa pihak menyebut, zaman saat ini bahwa merupakan momentum era kebangkitan jurnalisme.
“Karena disaat masyarakat sadar bahwa banyaknya informasi yang tersebar, tetapi diantaranya informasi yang berkualitas justru sedikit, disinilah peran jurnalistme dibutuhkan, dimana ia bisa memberikan informasi yang jauh berkualitas dan lebih baik, sebagai dasar pengambilan keputusan, maupun mendapatkan pengetahuan kepada masyarakat,” ucapnya.
Untuk itu, kata Sutta bagaimana keberadaan peran jurnalistik ini menjadi penting, karena selain bertugas pencari fakta kebenaran akan sebuah informasi sesuai kode etik yang berlaku, tetapi juga menjadi menjadi jembatan penyeimbang, karena data yang diberikan pers kepada masyarakat tidak bisa memberatkan salah satu sisi pihak.

source

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button