Profesor Suyanto, Ilmuan Kecerdasan Buatan Paling Berpengaruh dari Telkom University Bandung – Tribunnews.com
TERLAHIR dari seorang petani, Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc. menjadi ilmuan paling berpengaruh di dunia di bidang artifical intelegence (kecerdasan buatan). Untuk seorang profesor, usianya relatif masih muda, 47 tahun.
Ditemui seusai penobatannya sebagai guru besar di Telkom University, yang berada di Kabupaten Bandung, Minggu (12/11.2021), mengaku masa kecilnya ia habiskan di kota kelahirannya, Jombang, Jawa Timur. SD, SMP, dan SMA juga ia selesaikan di sana.
“Tapi memang sudah tertarik bidang sain dan engineering. Lalu masuk STT telkom, semester 6 tertarik artificial intelegence, yang waktu itu belum banyak dikenal dan baru booming 2020,” ujar Suyanto.
Suyanto mengatakan, sebagai seorang petani, orang tuanya memiliki lahan cukup luas hingga mendapat penghargaan dari bupati.
“Tapi ketika saya lahir, sawah luas tadi berkurang banyak. Sehingga dibesarkan saat ekonomi relatif kurang, tidak kurang banget, tapi katakanlah rata-rata,” ujar Suyanto.
Anak kedelapan dari sembilan bersaudara mengatakan, saat itu kakak-kakaknya sudah bekerja.
“Merekalah yang kemudian bergotong royong membiayai pendidikannya” ujarnya.
Baca juga: Profesor Edi Setiadi Kembali Terpilih Menjadi Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba)
Suryanto mengatakan, ayahnya sangat menginginkan ada salah satu anaknya yang menjadi insinyur.
“Saya berusaha keras untuk memenuhi keinginan beliau. Alhamdulillah sekarang menjadi profesor jauh melebihi target, melebihi ekspektasi,” kata Suyanto.
Suyanto mengeyam pendidikan S1 di STT Telkom 1993, yang kini menjadi Telkom University, kemudian melanjutkan S2 di Chalmers University of Technology Swedia, dan menempuh pendidikan doktornya di Universitas Gadjah Mada pada 2012.
“Teknik pembelajaran yang saya lakukan, lebih banyak bermain. Main keluar dari rutinitas. Itu yang sering dilakukan ketika kuliah. Tapi, mungkin tidak baik juga bagi yang tidak biasa,” kata Suyanto.
Suyanto memaparakan, dengan melakukan hal tersebut, ia mendapatkan inspirasi inside berbagai fenomena di lingkungan, seperti di koskosan atau tempat lainnya.
“Dari situ mendapat banyak ide yang menghasilkan model generalis. Menguasai banyak ilmu, tahu relasinya, sehingga bisa menghasilkan sebuah model sistemik saling terkait,” kata dia.
Baca juga: Mahasiswa Tel-U Ciptakan T-Rex Sebagai Sarana Telekomunikasi Darurat di Daerah Pascabencana
Suyanto mengatakan, di tingkat dasar sampai menengah, sampai S1 harusnya generalis.
“Sudah masuk S2 dan S3 masuk spesialis yang terfokus, tetapi sudah memiliki kemampuan untuk mengaitkan berbagai bidang ilmu. Itu poin pentingnya,” ujarnya.
Suyanto juga tak segan berbagi kunci suksesnya. Ia mengatakan, kuncinya kemauan yang keras dan rendah hati.
“Bisa membaca apa di sekitar kita untuk dijadikan inspirasi, bahan kita untuk mengkreasi sesuatu. Walau terlihat sepele, tapi kalau bisa mengelola dengan baik bisa menghasilkan karya besar,” katanya.
Baca juga: Anak Pasangan Buruh Tani di Indramayu Ini Raih Beasiswa Kuliah di Cina, Kisahnya Memotivasi
Suyanto aktif mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal maupun konferensi. Hingga saat ini ia sudah menghasilkan 94 publikasi ilmiah internasional yang terindeks Scopus dan Scimago. Sebanyak 21 di antaranya dalam bentuk jurnal internasional bereputasi dan 73 lainnya dalam prosiding internasional dan book chapter.
Berdasarkan hasil publikasinya tersebut, Prof Suyanto memiliki h-index Scopus 14, yang membuat namanya masuk dalam daftar dua perseb Ilmuwan Paling Berpengaruh yang diterbitkan oleh Stanford University dan Elsevier BV, bulan Oktober 2021.
Selain itu, ia telah mendaftarkan delapan paten, mendapatkan 22 hak cipta, dan menerbitkan 10 buku ajar, yang semuanya berkaitan dengan bidang kecerdasan buatan.
Baca juga: Mahasiswa Berprestasi Unpad Asal Pangandaran Ini Rela Tidur di Masjid dan Menjadi Kuli Bangunan
Suyanto diamanahi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Guru Besar atau Profesor Guru Besar Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan Fakultas Informatika Telkom University, berdasarkan surat keputusan NOMOR 79979/MPK.A/KP.05.01/2021 tentang kenaikan jabatan akademik dosen.
Suyanto mengungkapkan, dinobatkan sebagai guru besar ini bukanlah finish. “Bagi saya guru besar merupakan titik awal untuk hilirisasi hasil-hasil penelitian secara lebih kencang. Titik awal dalam memberikan manfaat yang lebih besar, untuk masyarakat untuk bangsa Indonesia,” ucapnya. (Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin)
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
ip-172-31-9-0