Uncategorized @idUniversitas di Bandung

Angkatan Pertama Institut Teknologi Telkom Surabaya Capai 120 Mahasiswa, dari Jatim hingga Papua – TribunJatim.com

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya, Dwi S Purnomo melantik 120 mahasiswa baru Tahun Akademik 2018/2019 dalam rangkaian acara Sidang Terbuka Senat Institut Teknologi Telkom Surabaya, Senin (22/10/2018).
Jumlah Penerimaan Mahasiswa Baru ITTelkom Surabaya 2018-2019 berdasarkan Registrasi On-Site dari Batch 1 sampai 4 per tanggal 19 Oktober sebanyak 120 mahasiswa.
Dari 120 mahasiswa, peminat tertinggi mengambil jurusan Sistem Informasi sebesar 26 orang (22 persen), Teknik Telekomunikasi: 25 orang (21 persen), Teknik Industri: 20 orang (17 persen), Teknologi Informasi: 21 orang (17 persen), Teknik Elektro: 11 orang (9 persen), Teknik Komputer: 9 orang (7 persen) dan Rekayasa Perangkat Lunak: 8 orang (7 persen).
Mahasiswa baru  ITTelkom Surabaya tersebut masing-masing berasal dari dari Jawa Timur; 106 orang, Sumatra Utara; 3 Orang,  Nusa Tenggara Barat; 2 Orang, Nusa Tenggara Timur; 2 Orang, Jawa Tengah; 2 Orang, Sumatra Selatan; 2 Orang, Bali; 1 Orang dan Papua; 1 Orang
Dwi S Purnomo mengatakan, disaat teknologi sudah semakin maju, masyarakat masih menghadapi beberapa masalah yang dari tahun ke tahun belum terselesaikan.
“Ada dua masalah yang akan disampaikan dan menjadi salah satu dasar utama mengapa Intitut Teknologi Telkom Surabaya didirikan. Yang pertama, adalah kemaritiman. Orasi ilmiah Menteri kelautan Indonesia, Ibu Susi Pudjiastuti pada dies natalis di satu kampus negeri di Surabaya tahun 2015 silam, dua per tiga wilayah Indonesia adalah laut yang merupakan masa depan bangsa (future of the nation).
Namun, laut yang mestinya berpotensi menjadi penghubung antar pulau di Indonesia ternyata masih menjadi pemisah,” kata Dwi didampingi Heroe Wijanto selaku VP Higher Education Strategic Policy YPT dan Wakil Rektor ITTS, Tri Agus Djoko Kuncoro sesaat setelah pengukuhan Mahasiswa Baru di Aula Balairung, Telkom Ketintang, Surabaya. 
Arema FC Semangat Seusai Kalahkan Bali United, Jadwal Mepet Lawan Bhayangkara FC Tak Jadi Masalah
Biaya transportasi dan logistik di Indonesia masih sangat mahal, khususnya pengiriman antar pulau.
Telah menjadi rahasia umum bahwa mendatangkan sapi dari Nusa Tenggara Timur ke Jawa lebih mahal dibandingkan mendatangkan sapi dari Australia.
“Demikian halnya ongkos mengirim barang ke Papua dapat lebih mahal dibandingkan harga barang yang dikirim. Belum lagi harga semen dan BBM di Papua yang sangat mahal,” lanjutnya.
Di sinilah diharapkan  ITTelkom Surabaya dapat berperan aktif dalam ikut mengembangkan dan mewarnai pembangunan transportasi dan logistik, khususnya di sektor maritim Indonesia melalui teknologi telekomunikasi dan informasi.
“Peran tersebut diharapkan datang dari institusi, dosen, mahasiswa, dan Insya Allah lulusannya kelak”, tegas Dwi.
Revolusi Industri 4,0, Teknologi untuk Kuliah Tanpa Harus ke Kampus Dinilai Bisa Tingkatkan APK
Yang kedua, sebagian besar nelayan Indonesia tergolong dalam golongan masyarakat miskin.
Penyebab utamanya adalah nelayan kita melaut dengan masih menggunakan teknologi tradisional.

source

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button