Uncategorized @id

Telkom University Surabaya Dukung Program Koperasi Desa Prabowo-Gibran

Empat Inovasi Usaha Lahir di Desa Bantengputih

Surabaya, Bhirawa
Semangat revitalisasi ekonomi desa yang digaungkan pemerintahan Prabowo-Gibran melalui penguatan koperasi desa kini mendapatkan dukungan konkret dari dunia akademik. Telkom University Surabaya.

Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, menghadirkan program berbasis koperasi yang menyasar potensi lokal Desa Bantengputih, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan.

Lewat pendekatan partisipatif dan analisis potensi ekonomi riil, tim pengabdian berhasil merancang ekosistem bisnis desa yang terdiri dari empat unit usaha koperasi berbasis perikanan, pertanian, kuliner, dan wisata agroedukatif.

Program ini selaras dengan arahan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menempatkan koperasi desa sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan.

“Koperasi adalah solusi kolektif. Ketika dikelola dengan transparan dan berbasis kebutuhan riil masyarakat, ia bisa menjadi motor ekonomi yang sesungguhnya,” terang Ketua Tim Pengabdian dari Telkom University Surabaya, Bambang Agus Sumantri, Jumat (4/7).

Setelah melalui proses pemetaan potensi dan Focus Group Discussion (FGD) sejak awal tahun, tim membentuk koperasi desa bernama Benteng Pangan Nusantara, sebagai entitas legal dan bisnis utama. Dari koperasi ini, lahirlah empat unit usaha konkret:

Live Mancing, Kolam pancing terbuka dengan sistem tebar-panen berkala. Pengunjung bisa memancing dan langsung mengonsumsi hasil tangkapan. Estimasi omzet: Rp50 juta/bulan.

Petik Kebun, Wisata agroedukatif berbasis kebun galon daur ulang. Menyediakan buah musiman seperti melon, blewah, dan semangka. Estimasi pendapatan: Rp7 juta/bulan.

Toko Oleh-Oleh, Gerai produk lokal dan UMKM dalam skema konsinyasi. Produk unggulan: bandeng presto, keripik, minuman tradisional. Margin bersih: Rp11 juta dari Rp18 juta pendapatan bulanan.

Pusat Pemasaran Digital dan Bahan Baku UMKM, Unit ini berfungsi menyediakan bahan baku, penyewaan alat produksi, dan promosi online melalui WhatsApp & e-commerce. Estimasi laba bersih koperasi dari semua unit usaha: Rp27,5 juta/bulan.

“Desa ini punya potensi besar, hanya belum terorganisir. Dengan koperasi sebagai pengelola tunggal, seluruh rantai ekonomi bisa ditata lebih profesional,” jelas Bambang.

Kebijakan koperasi desa yang kini digaungkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran berfokus pada peningkatan ekonomi berbasis komunitas.

Model pengembangan yang dilakukan Telkom University Surabaya menjadi salah satu contoh nyata implementasi kebijakan tersebut secara langsung di lapangan.

Program ini telah melewati beberapa fase kunci: Pemetaan potensi dan sosial desa; Pembentukan koperasi secara partisipatif; Pelatihan manajemen, keuangan, dan teknologi digital; Perancangan roadmap bisnis koperasi.

Inisiatif ini turut mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya: SDG 2 Ketahanan Pangan, SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan SDG 17 Kemitraan untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Sebagai bentuk akuntabilitas akademik, seluruh kegiatan terdokumentasi dalam video bertajuk “Langkah Kecil di Lamongan” di kanal YouTube resmi, serta dilengkapi dengan publikasi di jurnal pengabdian terakreditasi SINTA, modul pelatihan, dan materi presentasi terbuka.

Telkom University Surabaya kini tengah mempersiapkan replication plan untuk menerapkan model ini di desa-desa pesisir lain yang memiliki karakteristik serupa, termasuk di wilayah Gresik, Tuban, dan Madura.

Dengan pendekatan gotong royong, teknologi terapan, dan dukungan penuh dari masyarakat, program ini menjadi bukti bahwa koperasi bisa kembali menjadi nadi ekonomi desa bukan hanya slogan, tetapi gerakan yang hidup. [riq]


Source link

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button