TeknologiTelkom UniversityUniversitas di Bandung

Perguruan Tinggi Didorong Menjadi Kampus Cerdas – kompas.id

Pemanfaatan teknologi digital bisa meningkatkan layanan pendidikan tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi digital. Karena itu, jajaran perguruan tinggi didorong agar mengembangkan kampus cerdas.
Suasana salah satu kelas pada Konferensi Internasional Inovasi Kota Cerdas (ICSCI) di kampus Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (9/10/2019). Selain teknologi, kesiapan sumber daya manusia juga didorong untuk menuju kota cerdas.
JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi Indonesia belum mengoptimalkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Revolusi Industri 4.0 untuk mengembangkan smart campus atau kampus cerdas. Padahal, pemanfaatan teknologi digital bisa meningkatkan layanan pendidikan tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi digital.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan hal itu pada peluncuran Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristekdikti dengan Telkom untuk Program Telkom Smart Campus Award (TeSCA) 2021 di Jakarta, Senin (15/11/2021).
Nizam memaparkan, di era Revolusi Industri 4.0, perkembangan teknologi dari kecerdasan buatan (AI), hal-hal yang terkait internet (IoT), komputasi awan (cloud computing), hingga mahadata (big data), secara umum masih menjadi wacana di perguruan tinggi di Indonesia. Kemajuan teknologi belum dimanfaatkan untuk penguat dan akselerasi kemajuan ke depan belum.
”Kita harus mendorong transformasi supaya kampus cerdas tidak hanya wacana dengan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan digital sehingga layanan perguruan tinggi makin bagus. Kita juga ingin bisa sebagai bagian dari pencipta teknologi digital dari hardware (perangkat keras), software (peranti lunak), dan jaringan,” kata Nizam.
Baca juga: Praktikkan Kampus Merdeka, Lima Kampus Berkolaborasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi sudah mengembangkan Indonesia Higher Education Network (INHERENT) sejak 2007, tetapi perkembangannya lamban. Hingga kini baru 137 perguruan tinggi yang bergabung dari 3.000 lebih perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Pekerjaan yang hilang dan muncul akibat teknologi kecerdasan buatan di Indonesia berdasarkan studi oleh perusahaan konsultan McKinsey yang diterbitkan pada September 2019.
Menurut Nizam, satu bulan setelah kebijakan penutupan kampus akibat pandemi Covid-19 pada Maret 2020, sekitar 98 persen perguruan tinggi pada April 2020 sudah bisa menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun, pendidikan tak sekadar mentransfer ilmu yang kini bisa dialihkan secara dalam jaringan (daring). Pertemuan tatap muka tetap dinilai perlu untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan berinteraksi.
Kita harus mendorong transformasi supaya kampus cerdas tidak hanya wacana dengan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan digital sehingga layanan perguruan tinggi makin bagus.
”Kami menyambut baik kerja sama dengan Telkom untuk mendorong ekosistem digitalisasi kampus menuju smart campus lewat program TeSCA,” ujarnya.
Nizam menambahkan, dunia kerja juga mengalami disrupsi. Kebutuhan talenta digital meningkat. Jika dengan pembukaan program studi, kebutuhan talenta digital dalam mesin pembelajaran (machine learning), AI, IoT, dan data baru bisa dipenuhi 100 orang per program studi setelah empat tahun.
Namun, dengan program Kampus Merdeka, terbuka ruang bagi mahasiswa untuk belajar intensif, misal tentang keamanan siber atau cyber security yang tersertifikasi. Dalam sepuluh bulan, ada 80.000 mahasiswa tersertifikasi dan diakui dunia.
Baca juga: Perkuat Kolaborasi Pemanfaatan Kecerdasan Buatan
Sementara Direktur Enterprise and Busines Service PT Telkom Indonesia Edi Witjara mengatakan, Telkom mendukung inovasi dalam meningkatkan talenta digital Indonesia. Program TeSCA sempat ada, tetapi berhenti. Pada 2021, program itu akan diadakan kembali sejalan dengan semangat untuk meningkatkan inovasi dalam teknologi digital, terutama di perguruan tinggi.
”Saat ini semua serba digital. Kita perlu mengadopsi digital dan kreativitas digital. Smart campus sudah terus dikembangkan di dunia dan ada penghargaannya, seperti di India, Australia, dan China. Program TeSCA kita buat mirip,” kata Edi.
Kolaborasi riset
Saat ini Telkom mengembangkan kolaborasi pentaheliks untuk menghasilkan talenta digital yang mendukung kemajuan Indonesia. Telkom mendukung perguruan tinggi dengan Indonesia Digital Research Education Network, kolaborasi berbagai hasil riset, dan kolaborasi riset.
Di Universitas Padjadjaran, misalnya, ada kerja sama layanan kesehatan digital untuk sivitas di Unpad dan penyiapan pembelajaran campuran (hybrid learning) dan peta jalan (roadmap) digitalisasi Unpad yang nantinya bisa dikembangkan di perguruan tinggi lain. Ada juga kerja sama dengan Universitas Trisakti Jakarta untuk revitalisasi digital dengan menyiapkan infrastruktur dan aplikasi untuk ekosistem digital di kampus itu.
Baca juga: Transformasi Digital Perguruan Tinggi
”Kami berharap kerja sama ini menciptakan ruang dan apresiasi bagi sivitas akademika mengembangkan inovasi digital. Itu diharapkan berdampak pada ekosistem,  bisnis, dan ekonomi masyarakat secara keseluruhan agar menghasilkan inovator digital yang memadai,” kata Edi.
Peluncuran Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) dengan Telkom untuk Program Telkom Smart Campus Award (TeSCA) 2021.
Nizam mengatakan, TeSCA juga untuk membangun kesadaran pentingnya kampus cerdas dan membangun kapasitas dalam memanfaatkan teknologi cerdas di perguruan tinggi. TeSCA juga untuk mengukur seberapa cerdas perguruan tinggi dan mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital di kampus sebagai awal instrumen dan parameter peta jalan menuju kampus cerdas.
Vice Enterprise Business Orchestration PT Telkom Indonesia Ariwati mengatakan, TeSCA 2021hadir dengan semangat baru untuk mendorong semua perguruan tinggi dan sivitas akademika mengembangkan inovasi lebih adaptif dan kreatif, terutama dalam pemanfaatan teknologi digital.
Pada 2021, TeSCA hadir dengan mengangkat tema ”Digital Smart Campus, Wujudkan Indonesia Tumbuh”. Itu dalam rangka mendorong semangat untuk terus bertumbuh mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Pada Tesca 2021 terdapat dua kriteria penilaian, yaitu TeSCA Adoption dan TeSCA Digital Creative. Dalam TeSCA Adoption, penilaian dilakukan di sekitar 3.500 perguruan tinggi tentang adopsi digitalisasi di perguruan tinggi negeri dan swasta. Itu dilihat dari kegiatan pembelajaran dan kemahasiswaan sebagai wujud komitmen mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia.
Selain itu, ada TeSCA Digital Creative, yakni penghargaan ”The Future Generation” untuk mahasiswa yang kreatif dan memiliki inovasi digital. Melalui penghargaan ini, peserta berkesempatan mengembangkan karier digital masa depan untuk Indonesia tangguh.

source

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button