Uncategorized @id

Talenta Digital Jebolan Pesantren Masih Minim


Jakarta

Pesantren di Indonesia dinilai punya konten menarik dan bermanfaat. Namun sayangnya, penguasaan akses dan kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seakan jadi penghambat. Dengan dukungan dari Telkom, Telkom University (Tel-U) berupaya melahirkan talenta digital, khususnya berasal dari pesantren.

Melalui Innovillage yang disokong Divisi Community Developement PT Telkom dan Direktorat Pengembangan Karir, Alumni dan Endowment (CAE) Tel-U, program ini bertujuan melahirkan talenta-talenta digital serta mendukung langsung salah satu rencana strategis pemerintah dalam rangka mendukung proses digital transformasi nasional menuju Smart Nation.

Kegiatan ini mendukung program-program desa inovasi yang mana terdapat 100 program pada 29 provinsi dengan melibatkan civitas akademika Tel-U. Melalui program ini, diharapkan dapat memberdayakan potensi di desa dan bisa memberikan inspirasi guna meningkatkan kontribusi ekonomi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Program ini dapat menggugah semua kalangan yang sedang berada di kampung halaman karena pandemi COVID-19 untuk terlibat langsung membantu kesulitan masyarakat desa mereka melalui inovasi-inovasi digital yang aplikatif, sehingga tercipta peningkatan kemanfaatan sosial dan peningkatan ekonomi,” tutur Rektor Tel-U Adiwijaya dalam siaran persnya.

Adapun, pesantren yang digenjot adalah Pesantren LP3iA Narukan, Rembang. Tim Innovillage Tel-U berbagi ilmunya secara daring pada santri dan santriwati pesantren pimpinan Gus Baha itu.

Bertindak sebagai mentor adalah dosen Tel-U lintas fakultas yakni dari Fakultas Komunikasi Bisnis (FKB), Fakultas Industri Kreatif (FIK), dan Fakultas Teknik Elektro (FTE). Dosen FIK memberikan materi seputar Vlog, FTE tentang pembelajaran daring, sementara dosen FKB memberikan materi seputar komunikasi visual dan public relations.

Adiwijaya menjelaskan, untuk menghadapi perubahan, diperlukan proses peningkatan kompetensi unsur pesantren dalam memberikan ilmunya ke masyarakat. Beradaptasi dalam hal ini sebagai seseorang yang terdidik, harus dapat mengimplementasikan inovasi-inovasi yang mampu bermanfaat bagi banyak orang.

Gus Mamad, salah seorang guru di LP3iA sekaligus Adik Gus Baha mengungkapkan, program peningkatan TIK ini dinanti sebab dinilai bermanfaat di era digital seperti sekarang.

“Dengan menguasai teknologi kekinian, maka bisa makin meningkatkan manfaat pesantren kepada ummat. Ujungnya adalah sama seperti Pak Rektor, kita ingin menjadi manusia terbaik yang terbanyak memberi manfaat,” ucapnya.

Dengan dukungan dari Telkom, Telkom University (Tel-U) berupaya melahirkan talenta digital, khususnya berasal dari pesantren.Dengan dukungan dari Telkom, Telkom University (Tel-U) berupaya melahirkan talenta digital, khususnya berasal dari pesantren. Foto: Tel-U

Dia mengatakan, strategi tersebut juga diharapkan bisa menciptakan santri dan santriwati yang berkarakter religius-nasionalis, atau sebaliknya nasionalis-religius, sehingga ladang amal bagi pesantren bisa lebih optimal diberikan.

Ketua Innovillage Capacity Building Komunikasi Publik Pesantren LP3iA Rembang Muhammad Zakiyullah Romdlony menyampaikan bahwa kebutuhan komunikasi publik makin dirasakan penting di era new media saat ini.

“Dari banyak tawaran-tawaran Innovillage sekitar sebulan lalu kepada pihak pesantren, semula di bidang ekonomi bisnis dan engineering, kebutuhan Pesantren LP3iA itu di bidang komunikasi publik dan media. Apalagi kami amati belum ada official account di media baru dari pesantren tersebut, khususnya Gus Baha,” ujar dia.

Menurutnya, pengelolaan komunikasi publik melalui TIK berimplikasi banyak yakni bisa menjadi amal jariah. Sebab, berbeda dengan konsep pengajaran agama secara konvensional, media baru bisa terus diakses lebih banyak orang dalam waktu lebih lama.

Ahmad Tri Hanuranto, Direktur Pengembangan Karir, Alumni dan Endowment Telkom University menjelaskan, program ini juga diharapkan memunculkan talenta-talenta digital serta pemetaan beberapa desa yang bisa menjadi contoh bagi desa-desa digital lainnya.

Kemudian, setelah itu, di akhir akan diambil 100 kelompok mahasiswa yang didampingi dosen pembimbing untuk melaksanakan program bimbingan terpilih berkelanjutan.

(agt/afr)


Source link

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button