Uncategorized @idUniversitas di Bandung

Ternyata Ini Fungsi Batu Bundar di Trotoar Bandung menurut Ridwan Kamil – Ayo Bandung – Ayo Bandung


AYO BACA : 8 Tempat Wisata Belanja Super Murah di Bandung
AYO BACA : 5 Kota Wisata Tujuan Orang-orang Dunia di 2019, Ada dari Indonesia
SUMURBANDUNG, AYOBANDUNG.COM–Tak sedikit orang yang bertanya-tanya perihal fungsi dari jajaran batu-batu bulat yang menempel di sejumlah trotoar Kota Bandung. Pasalnya, batu yang berbentuk bulat sempurna tersebut memang sulit difungsikan untuk duduk—sehingga tidak dapat disimpulkan sebagai kursi. 

Cukup banyak pula orang yang menganggap bahwa batu tersebut adalah hiasan semata. Salah satu yang sepakat dengan pendapat tersebut adalah Sani (23) mahasiswa di salah satu universitas swasta di Kota Bandung. 

Dia mengaku selalu bertanya-tanya akan tujuan sebenarnya dari jajaran batu tersebut. Karena tak pernah dapat jawaban, dia menyimpulkan bahwa batu-batu itu dibuat untuk menambah estetika kota belaka.

“Iya saya suka bingung fungsinya apa, kalau saya pikir sih fungsinya hanya untuk keindahan kota aja. Ya cukup bagus sih sebenarnya,” jelasnya ketika ditemui ayobandung.com di bilangan Braga, Sabtu (26/1/2019).

Pendapat Sani tak sepenuhnya salah. Pasalnya, fungsi estetika memang salah satu yang dipertimbangkan pencetusnya, Ridwan Kamil—arsitek serta mantan Walikota Bandung yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Meskin demikian, Kang Emil–sapaan akrabnya–mengatakan bahwa batu-batu tersebut memiliki fungsi lain tersembunyi yang cukup vital.

“Pernah ada yang bertanya pada saya, fungsi batu-batu itu apa sih, Kang Emil? Ya fungsinya adalah untuk mencegah mobil masuk ke trotoar, demi keamanan di trotoar,” ungkapnya ketika mengisi acara peresmian gedung Simpul Space di Jalan Braga nomor 3, Sabtu (26/1/2019) menjelang malam.

Dia mencontohkan sebuah kendaraan yang pernah rusak menghantam batu di salah satu trotoar saat pengemudinya mabuk. Pengemudinya selamat, pun orang-orang yang berada di sekitar trotoar.

“Pernah ada yang selamat karena baru bulat ini. Dia mabuk, dan (mobilnya) nabrak batu sampai pecah. Kebayang akan seperti apa nasibnya bila tidak ada penghalang,” jelasnya.

Soal bentuknya yang bulat, Emil mengatakan hal tersebut diputuskan karena menimbang nilai estetika.

“Ya enggak asal aman, tapi juga harus memikirkan estetika. Maenya bentukna siga leupeut, kan enggak bagus,” ungkapnya seraya tertawa. 
AYO BACA : Wisata 3D Murah di Kampung Lukis Jelekong
Editor: Andres Fatubun
Jl. Terusan Halimun No. 50 Bandung

+62 (22) 73517371 & 73513312

©2023 PTI

source

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button