Kisah Sarah Peraih Cumlaude Universitas Telkom, Sempat Jadi MC untuk Menambah Uang Kuliah – Tribun Jabar
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Cita-cita bagi setiap mahasiswa, di antaranya bisa lulus kuliah tepat waktu dan meraih predikat terbaik.
Hal tersebut juga yang menjadi harapan wisudawati Universitas Telkom 2018, Siti Sarah Dwi Nahla (21). Impiannya menjadi kenyataan. Dia berhasil memperoleh predikat cumlaude dari Fakultas Komunikasi dan Bisnis S1 dengan IPK 3,73.
Sarah sapaan akrabnya, berhasil menyelesaikan kuliahnya selama 3 tahun 5 bulan. Menurutnya, keberhasilan yang dicapai tidak hanya berkat perjuangannya sendiri, tetapi juga berkat dukungan dari orangtua dan para sahabat.
“Alhamdulillah saya menyelesaikan kuliah 3,5 tahun. Saya menyusun skripsi dan menyelesaikan kuliah dikelilingi oleh orang-orang yang mensupport saya. Sahabat, teman organisasi, dan orang tua,” ujar Sarah, di Kampus Universitas Telkom, Bandung, Selasa (27/3/2018).
Terungkap! Inilah 10 Kejanggalan Rekayasa Medis Setya Novanto, Dokter dan Perawat Jadi Saksi https://t.co/jDWD9ssWX9 via @tribunjabar
Anak kedua dari tiga bersaudara itu bukan datang dari keluarga yang berlimpah harta. Ayahnya hanya seorang pensiunan pegawai biasa. Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga di Bekasi, Jawa Barat.
“Alhamdulillah dengan biaya dari orangtua saya bisa menyelesaikan kuliah saya,” ujarnya.
Selama menuntaskan masa kuliah, Sarah mengaku bukan mahasiswa yang hanya berorientasi pada studi. Sebaliknya, ia justru aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan. Mulai aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKB Kabinet Shine sebagai Kepala Departemen Dalam Negeri, Bandung Youth, Permisi TU, dan kegiatan mahasiswa lainnya.
Sarah mengatakan, nilai IPK yang diraihnya kini tidak lepas dari kemampuannya membagi waktu. Apabila tidak ada jam kuliah atau selesai kuliah, perempuan yang mengenakan jilbab itu mengikuti rapat dan kegiatan organisasi di kampusnya.
Baca: Kurang Tajam, Persib Bandung Upayakan Terus Agar Jonathan Bauman Bisa Main Lawan Sriwijaya FC
“Kalau pagi saya kuliah dan selesai kuliah berorganisasi. Bahkan sering sampai malam kalau berorganisasi. Risikonya jarang pulang ke rumah. Dijalani dengan senang saja. Ilmunya didapat banyak sekali,” ujar Sarah.
Menurutnya, menyibukkan diri di luar kegiatan perkuliahan itu tidak dilarang. Justru akan membantu menemukan passion dan juga mengasah softskill. Dengan syarat kuliah tetap menjadi prioritas. Itulah yang selalu dilakukannya.
Untuk menambah kebutuhan untuk membayar biaya perkuliahan dan kehidupan sehari-hari, ia mengaku mengisi waktu menjadi Master of Ceremony (MC), dalam berbagai acara di luar kegiatan kampus.
Baca: Guru di Karawang Tewas Setelah Dijambret, Kapolres Karawang Siap Tembak Mati Penjambretnya
“Saya sempat jadi MC untuk menambah penghasilan tapi karena jadwal padat antara menyelesaikan skripsi saat itu, kini belum menekuninya lagi,” kata Sarah. (*)