PrestasiTelkom UniversityUniversitas di Bandung

Aplikasikan Mata Kuliah di Kampus, Mahasiswa Telkom University Gelar Urban Village – TIMES Indonesia

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Bisnis Telkom University menyelenggarakan kegiatan Urban Village sebagai implementasi mata kuliah yang hasilnya akan dinilai oleh para dosen.
Acara Urban Village sebagai upaya mem-branding Desa Wisata ini adalah kegiatan rutin tahunan mahasiswa Ilmu Komunikasi Bisnis Telkom University dan masuk pada penilaian mata kuliah.
"Ada dua semester yang kami lakukan untuk kegiatan Urban Village dan pertama Idle Fest dan yang ini runtunan acara besar terakhir di tahun 2022 ini," terang dosen pengampu Telkom University, Ratih Hasanah, S.Sos, M.Si, Ph.D.
Ratih juga menjelaskan, masing-masing semester ada mata kuliah yang menjadi penilaian setiap mahasiswa pada satu Angkatan. "Ada 9 kelas yang mendapatkan nilai ini," ujar dosen ilmu komunikasi bisnis Telkom University ini.
Telkom-University-b.jpgKaprodi ilmu Komunikasi Bisnis Telkom, Idola Perdini Putri, Ph.D berfoto bersama dosen mahasiswa Ilkom, Ari (Foto : Djarot/TIMES Indonesia)
Untuk semester ini, lanjutnya, sebagai materi kuliah marketing public relation dan management event. Untuk dua mata kuliah ini akan dinilai dari acara tersebut.
"Marketing public relation, bagaimana mereka mempublic-relation-kan desa-desa, kalau management event, bagaimana sebuah event itu dibuat. Kalau event sekarang, Road to Urban Village itu pra-event, main event atau perhelatan besarnya akan diadakan pada 7 Januari 2023," jelasnya.
Adapun penilaian pada marketing public relation ada pada kampanyenya. Para mahasiswa mengampanyekan desa. "Apa yang diangkat terkait dengan desa, performa yang akan ditampilkan di panggung, di desa-desa itu apa yang nanti akan dibawakan," ujar Ratih.
Pada kesempatan yang sama, Kaprodi Ilmu Komunikasi Bisnis, Telkom University, Idola Perdini Putri,Ph.D, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan acara setiap tahun. ""Ini adalah event tiap tahun, event peminatan di media komunikasi da dua peminatan, marketing communication dan digital media," paparnya.
Menurutnya, ada hal yang menarik dari acara ini.Ini adalah tahun pertama kami bisa melakukan event secara off air setelah pandemi.
"Dua tahun sebelumnya, kami melaksanakan kegiatan secara online. Jadi dengan event seperti sekarang membuat para mahasiswa menjadi semangat, mereka bisa lagi melaksanakan kegiatan di lapangan bertemu lagi dengan orang-orang baru," ulas Idola.
Dirinya merasa senang karena para mahasiswa bisa mengaplikasikan apa yang mereka pelajari di kelas. "Karena event ini sebetulnya bagian dari mata kuliah. Jadi memang ada mata kuliah yang penugasan akhirnya tuh banyak yang project base," ujarnya.
Adapun kegiatain ini merupakan salah satu project based learning dimana para mahasiswa mempelajari teori. "Kemudian asesmentnya itu, penilaiannya melakukan project di akhir. "Project base itu sebetulnya dimulai dari semester tiga, kalau para mahasiswa ini di semester empat dan lima," terang Idola.
"Sampai di semester tujuh ada kuliah yang project base learning seperti itu. Kurikulum kami tidak hanya kognitif tetapi metode asessment kami ada dua yang mendominasi yakni project base learning dan case based methode atau studi kasus juga," paparnya.
Kegiatan tersebut dilakukan di desa-desa. Dalam hal ini, pihaknya mencoba branding, mencoba bantu kampanyenya. "Mahasiswa ambil satu tema kampanye berdasarkan case/kasus yang mereka lihat di lapangan," tutur Idola.
Jadi, lanjut Idola, mereka melakukan riset ke desa tersebut. Mereka menganalisis dengan teori. Kemudian, mereka bisa menghasilkan analisis yang bisa menghasilkan project pada kegiatan tersebut.
"Sebetulnya, untuk mata kuliahnya hanya enam tapi karena ini terintegrasi dua mata kuliah dan pembelajarannya satu tahun, jadi enam SKS itu semester ini dan semester sebelumnya. Jadi kalau ditambahkan berjumlah 12 SKS. Jadi event ini adalah project satu tahun sebetulnya. Branding ke desa desa itu original mereka punya berdasarkan riset di lapangan," ulasnya
Sementara itu, lanjutnya, dosen hanya mendampingi untuk mengarahkan saja. Pasalnya, pada satu semester sebelumnya, pada tahapan ide, para mahasiswa Telkom University tersebut ‘menggodok’ idenya didampingi dosen juga. " Kami ada istilahnya evaluator eksternal yang melihat ide mereka seperti apa. Nah, implementasinya tuh di semester ini," jelas Idola. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Selengkapnya
Copyright 2014-2023 TIMES Indonesia. All Rights Reserved.
Page rendered in 1.1911 seconds.
Running in Unknown Platform ❤️ TIAC

source

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button