Perkuat Sinergi CSR dan UMKM, Telkom University dan Forum CSR Indonesia Gelar Webinar Strategi CSR Digital


Bandung, JurnalPost.com – CoE Inspiring Digital Transformation for Social Innovation (InsPiRo) Telkom University bekerja sama dengan Forum CSR Indonesia menggelar webinar bertajuk “Strategi CSR Terpadu & Business Matching Digital bagi Perusahaan” sebagai seri pertama dari rangkaian webinar yang bertujuan memperkuat sinergi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan. Kegiatan yang diselenggarakan melalui Zoom Meeting ini diikuti oleh perwakilan perusahaan dan industri anggota Forum CSR Indonesia
Webinar ini dirancang untuk memperkuat pemahaman tentang peran CSR dalam mendukung visi, misi, dan nilai strategis perusahaan; menunjukkan cara merancang program CSR yang efisien, tepat sasaran, dan transparan; dan memperkenalkan mekanisme digital business matching melalui platform Menu Book 2025 untuk memetakan dan menetapkan mitra UMKM yang sesuai, sehingga kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan UMKM dapat terbangun lebih cepat dan berdampak.
Ketua Umum Pengurus Nasional Forum CSR Indonesia, Dr. Ing. Mahir Yahya Bayasut, ST., MM-CSR, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran strategis CSR sebagai instrumen kolaborasi antara sektor swasta dan masyarakat. Ia menyatakan bahwa transformasi CSR menuju integrasi digital merupakan langkah penting untuk menjawab tantangan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Webinar series pertama ini menghadirkan tiga narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi yang pakar di bidangnya. Sri Dewi Setiawati selaku pemerhati UMKM sekaligus pemateri menyampaikan bahwa CSR yang selaras bukan hanya “baik untuk dilakukan” tapi esensial untuk bertahan dan berkembang.
“CSR bukan sesuatu yang instan. CSR bukan hanya sekedar aktivitas tambahan, tapi sebagai sebuah strategi bisnis. Mengapa CSR itu penting bagi perusahaan? Pertama, CSR bisa membangun reputasi atau kepercayaan publiknya yang nantinya akan berdampak positif pada citra brand. Kedua, mampu meningkatkan loyalitas para stakeholder. Ketiga, kegiatan CSR dapat menjamin keberlanjutan bisnis,” ujar Dewi.

Dilanjutkan pemaparan dari Refi Rifaldi Windya Giri selaku pakar Digital Marketing membahas strategi pemanfaatan Menu Book CSR sebagai alat sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan UMKM melalui skema business matching. UMKM diposisikan bukan sebagai objek pasif, tetapi mitra aktif dalam pembangunan ekonomi lokal. Ia menekankan pentingnya digitalisasi dalam transparansi dan akuntabilitas CSR, serta perlunya satu platform terpadu agar proses pencocokan program CSR dengan kebutuhan daerah menjadi lebih efektif, adil, dan berdampak.
“Salah satu tantangan utama dalam business matching adalah ketimpangan informasi, UMKM tidak tahu ke mana harus mengajukan kolaborasi, perusahaan cenderung menyumbang pada proyek-proyek umum yang kurang berdampak strategis, dan pemerintah kesulitan mengukur efektivitas serta pemerataan CSR. Solusinya? Kita butuh satu platform terpadu yang interaktif dan terintegrasi agar semua pihak bisa melihat kebutuhan, peluang, dan potensi kolaborasi secara real-time,” ungkap Refi
Refi juga menampilkan beberapa best practice kolaborasi CSR seperti program dari AWS, Coca-Cola Europacific Partners, dan Indonesia Power yang berhasil menghubungkan kebutuhan daerah dengan solusi sektor swasta secara konkret.
Pemaparan terakhir disampaikan oleh Ahmad Retno Syafarie selaku Manager MSE Development CDC Telkom Indonesia sekaligus pemateri menjelaskan bahwa program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Telkom telah berevolusi dari kegiatan filantropi menjadi Creating Shared Value (CSV), dengan fokus pada pemberdayaan UMKM melalui pendekatan digital dan keberlanjutan. Strategi TJSL Telkom dikembangkan berdasarkan tiga kerangka keberlanjutan global: CSR, SDGs, dan ESG, serta diimplementasikan melalui program-program seperti 4-GO (Go Modern, Go Digital, Go Online, Go Global) untuk menaikkan kelas UMKM binaan.
Telkom juga membangun ekosistem berbasis digital melalui UKM Hub untuk mengintegrasikan proses pembinaan, monitoring, serta kolaborasi antar pihak melalui model Pentahelix. Retno menekankan bahwa digitalisasi adalah alat strategis untuk efisiensi, efektivitas, dan inklusi, bukan sekadar tren.
“Kami memahami bahwa keberhasilan CSR hari ini tidak diukur dari jumlah dana yang disalurkan, tetapi dari dampak transformasional yang dihasilkan. Inilah kenapa seluruh proses TJSL Telkom diselaraskan dengan framework ESG dan SDGs agar mampu menciptakan manfaat jangka panjang dan keberlanjutan,” ungkap Arie.
Ia menyampaikan bahwa Telkom telah membina lebih dari 34.000 UMK, dan sebagian besar di antaranya berhasil naik kelas, baik dari sisi aset, omzet, maupun SDM.
Webinar diakhiri dengan diskusi interaktif dan tanya jawab yang membahas tantangan serta langkah konkret yang bisa dilakukan peserta untuk mulai mengimplementasikan CSR terpadu berbasis digital. Webinar ini menjadi forum berbagi pengetahuan yang strategis dan aplikatif bagi para pelaku industri yang ingin menjadikan CSR sebagai kekuatan bisnis berkelanjutan.
Source link



