Blog

Bangkitlah Pendidikan dan Inovasi untuk Indonesia Emas 2045



Jakarta

Drama Korea (drakor) mulai dikenal di Indonesia pada tahun 2002 dengan tayangnya “Winter Sonata,” yang populer di seluruh Asia. Menurut survei Jakpat, drakor kini menjadi pilihan utama hiburan digital di Indonesia. Dari 1.109 responden, 72 persen menonton film atau serial TV Korea melalui layanan streaming digital, angka tertinggi dibandingkan negara lain. Selain itu, laporan Good Stats menyebutkan Indonesia sebagai negara dengan penggemar musik pop Korea (K-Pop) terbanyak di dunia. Lebih jauh, Indonesia juga menjadi pasar besar untuk produk elektronik dan otomotif dari Korea Selatan.

Drakor, K-Pop, mobil, dan produk inovasi berbasis teknologi maju merupakan bagian penting dari pertumbuhan ekonomi Korea Selatan. Selain peran proaktif pemerintah dalam ekonomi global, kemajuan Korea Selatan juga didukung oleh pendidikan yang kuat dan pengembangan inovasi/teknologi.

Perguruan tinggi di Korea Selatan tumbuh dengan reputasi sangat baik, dengan lima universitas masuk dalam 100 besar dunia menurut QS World University Ranking. Industri di Korea Selatan juga berkembang pesat dengan perusahaan seperti Samsung, Hyundai Motor, dan SK masuk dalam 100 besar dunia menurut Fortune Global 500.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan kualitas dan aksesibilitas pendidikan dapat meningkatkan modal manusia, menghasilkan tenaga kerja yang lebih terampil dan produktif. Investasi besar Korea Selatan dalam pendidikan menjadi pendorong utama kesuksesan ekonominya. Negara ini bertransformasi dari ekonomi agraris menjadi kekuatan industri teknologi tinggi berkat penekanan pada kualitas pendidikan.

Mendorong pengembangan inovasi dan teknologi melalui penelitian dan pengembangan (R&D) serta menciptakan lingkungan kondusif bagi ekosistem inovasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Korea Selatan mengalokasikan dana signifikan untuk R&D, mencapai 4.55% dari PDB pada tahun 2018, salah satu yang tertinggi di dunia menurut World Bank. Investasi besar ini mendorong inovasi di berbagai sektor termasuk teknologi informasi, elektronik, dan otomotif.

Pemerintah Korea Selatan juga mengimplementasikan berbagai kebijakan yang mendukung inovasi dan teknologi, seperti insentif pajak untuk perusahaan yang berinvestasi dalam R&D dan mendirikan lembaga penelitian seperti Institute for Basic Science (IBS). Kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah di Korea Selatan berjalan sangat baik. Universitas, lembaga penelitian, dan perusahaan teknologi besar seperti Samsung dan LG bekerja sama untuk mengembangkan teknologi canggih, menciptakan lapangan kerja, dan menyumbangkan bagian signifikan dari PDB negara.

Dukungan pemerintah untuk startup teknologi melalui program seperti TIPS (Tech Incubator Program for Startup) mendorong munculnya banyak perusahaan teknologi baru yang inovatif. Korea Selatan menjadi salah satu pemimpin global dalam teknologi dan inovasi, terlihat dari banyaknya paten dan ekspor produk teknologi tinggi seperti semikonduktor, elektronik, dan kendaraan. Hal ini semakin menguatkan eksistensi ekonomi Korea Selatan di dunia.

GDP per kapita merupakan salah satu parameter yang menjadi rujukan dalam hal ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, di lingkungan ASEAN, GDP per kapita Indonesia masih di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Pada tahun 1960, GDP per kapita Indonesia dan Korea Selatan hampir sama, keduanya masih bertumpu pada sektor pertanian.

Kini, GDP per kapita Indonesia mencapai lebih dari 75 juta rupiah, sedangkan GDP per kapita Korea Selatan saat ini sudah hampir menjadi tujuh kali lipat dari nilai tersebut. GDP per kapita mencerminkan produktivitas penduduk suatu negara, sehingga kita perlu segera berbenah dan mempersiapkan diri agar bisa berakselerasi seperti halnya Korea Selatan.

Sesuai amanah UUD 1945, selain melindungi segenap bangsa, cita-cita Bangsa Indonesia adalah mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu kriteria dari UNDP adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencakup aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Beberapa parameter yang mempengaruhi GDP per kapita suatu negara antara lain: kualitas tenaga kerja, pendidikan, inovasi dan teknologi, infrastruktur, kesehatan, investasi, sumber daya alam, stabilitas ekonomi, serta kebijakan pemerintah.

Fokus pada pendidikan dan pengembangan inovasi sangat penting. Peluang dan tantangan utntuk mewujudkan Indonesia Emas akan bertambah berat jika kita tidak mampu menyiapkan diri berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengembangan inovasi untuk kemandirian teknnologi.

Pendidikan tinggi yang berkualitas dan pengembangan inovasi memainkan peranan penting dalam kebangkitan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan tinggi merupakan motor penggerak utama dalam pengembangan sumber daya manusia serta penelitian dan inovasi yang memberikan dampak signifikan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas hidup, dan pemberdayaan masyarakat.

Hal ini tentunya perlu didukung pemerintah dalam bentuk kebijakan dan implementasi nyata dalam kolaborasi triple-helix atau bahkan penta-helix. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, inovasi, teknologi, dan kesehatan masyarakat, kita dapat mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa, meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan inovasi teknologi adalah kunci bagi Indonesia untuk mencapai kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sehingga bisa menjadi negara maju seperti amanah UUD 1945.

Prof. Dr. Adiwijaya
Penulis adalah pengamat pendidikan yang juga Rektor Telkom University.
Artikel ini adalah kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Red)

(pal/pal)


Source link

PuTI

https://it.telkomuniversity.ac.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button